Inibaru.id – “Saya penasaran ingin melihat Papua. Ingin membuktikan sendiri kondisi Papua yang sebenarnya, bukan hanya sekadar membaca atau melihat di media,” kata Risna Hasanudin pada mediaindonesia.com (3/3/18).
Yap, berawal dari keinginan sederhana itu perempuan yang akrab disapa Risna itu kini mengabdikan dirinya pada masyarakat Papua. Dia mendirikan Rumah Cerdas Komunitas Perempuan Arfak di Kampung Korbey, Manokwari Selatan, Papua Barat.
Di Rumah Cerdas yang berdiri pada 2014 itu, perempuan Arfak yang terdiri dari perempuan lajang dan kaum ibu diajari membaca, menulis, dan berhitung.
Tahu nggak, Risna bukan berasal dari Papua lo. Dia lahir pada 1988 di Banda Naira, Maluku Tengah. Namun Risna memiliki tekad kuat untuk membantu perempuan Arfak agar nggak menjadi generasi tertinggal.
Dia berangkat ke Papua pada 2014 melalui program Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yaitu Sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (SP3) seperti ditulis mediaindonesia.com (3/3/18).
Perempuan 30 tahun itu bahkan harus mengalami kejadian nggak enak. Dia nyaris mengalami pelecehan seksual dan mendapat kekerasan fisik oleh pemuda setempat. Nggak hanya sekali, kejadian itu dialami dua kali pada 2014 dan 2015.
Kekerasan fisik yang dia alami nggak membuat tekad Risna surut dalam membagi ilmu. (nasionaltempo.co)
Menyerah? Jelas enggak. Berbekal petuah dan dukungan dari orang tuanya, dia terus berjuang memberikan ilmu. Apalagi ketika dia mendengar ratapan dari murid-muridnya yang terdiri dari beberapa perempuan lajang dan kaum ibu. Mereka menahan langkah Risna untuk kembali ke tempat asalnya.
Produksi Noken
Selain mengajar baca-tulis-hitung, Risna juga mengajak perempuan Arfak mengembangkan produksi noken, Millens. Noken adalah tas tradisional dari Papua yang terbuat dari serat kulit kayu dan dibawa di kepala.
Umumnya perempuan Papua bisa membuat noken. Hanya saja mereka belum bisa memasarkannya dengan baik. Karena itu Risna membantu perempuan Arfak untuk memasarkan noken melalui jejaring sosial.
Ekonomi.kompas.com (20/3/17) menulis, pesanan pertama mereka datang dari Manado sebanyak sepuluh buah. Oya, noken yang dijual Risna dan perempuan Arfak punya harga bervariasi. Mulai dari Rp 100 ribu sampai Rp 500 ribu tergantung motif dan ukuran.
Keuntungan yang didapat dari penjualan noken digunakan untuk kelangsungan pembelajaran di Rumah Cerdas Komunitas Perempuan Arfak. Nggak cuma itu, hasil penjualan noken juga digunakan untuk membangun fasilitas di sekitar Rumah Cerdas lo. Misalnya tempat sampah.
Perjuangan Risna berbuah manis. Dia diganjar penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia oleh PT Astra International Tbk. Risna dianggap sebagai anak muda Indonesia kreatif yang mampu memberdayakan dan menggerakkan masyarakat daerah.
Risna juga menerima apresiasi dari SATU Indonesia dalam bentuk uang tunai sebesar Rp 55 juta. Dengan itu, dia bisa mengembangkan pembelajaran untuk perempuan Arfak. Wah, semangat terus ya, Risna! (IB10/E05)