inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Tradisi Gula Satuangan Masih Eksis di Tegal Setiap Lebaran
Selasa, 1 Apr 2025 17:01
Penulis:
Bagikan:
Gula dan teh diberikan sebagai bingkisan dalam tradisi gula satuangan. (Istimewa)

Gula dan teh diberikan sebagai bingkisan dalam tradisi gula satuangan. (Istimewa)

Tradisi gula satuangan adalah membawa bingkisan berupa teh dan gula ke saudara, rekan, guru, atau orang yang dihormati.

Inibaru.id – Di Indonesia, ada tradisi halal bihalal yang selalu dilakukan setiap kali Hari Raya Idulfitri. Tradisi Lebaran ini lebih dari sekadar saling bersalaman dan bermaaf-maafan di masjid setelah melakukan salat id, melainkan juga berkunjung ke rumah tetangga atau keluarga untuk menjalin tali silaturahmi.

Nah, di Tegal, Jawa Tengah, ada tradisi Lebaran turunan dari halal-bihalal. Namanya adalah tradisi gula satuangan. Tradisi ini dilakukan warga Tegal yang datang bertamu ke saudara yang lebih dihormati, dituakan, orang tua, mertua, atau ke rumah guru, Millens.

Dalam Bahasa Jawa, ‘gula satuangan’ bisa bermakna gula sekali tuang. Tapi, bukan berarti dalam tradisi ini, warga Tegal membawa gula dalam jumlah yang sangat sedikit, yaitu sekali tuang saja saat bertamu ke saudara yang dihormati itu, melainkan dengan membawa sepaket gula dan teh.

Mengapa teh? Karena di Tegal, kultur minum teh sembari berkumpul masih sangat kuat. Kamu tahu sendiri kan istilah teh poci juga berasal di sana. Makanya, dengan membawa gula dan teh saat bertamu ke saudara atau kerabat, menunjukkan rasa hormat kepada tuan rumah. Pihak tuan rumah tentu juga akan menyambutnya dengan hal positif, deh.

Tradisi gula satuangan dilakukan saat bertamu ke orang yang dihormati. (Bincangmuslimah)
Tradisi gula satuangan dilakukan saat bertamu ke orang yang dihormati. (Bincangmuslimah)

“Saat memberikan gula dan teh, kata ‘gula satuangan’ juga biasanya diucapkan,” ungkap salah seorang budayawan asli Tegal yang merupakan Ketua Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Atmo Tan Sidik sebagaimana dinukil dari Wartabahari, (6/6/2019).

Seiring dengan perkembangan zaman, warga Tegal biasanya nggak hanya membawa gula dan teh. Terkadang, mereka juga menambahkan biskuit, atau bahkan sirup. Maknanya sama, makanan atau minuman yang diberikan pas dengan budaya warga Tegal yang sering bercengkerama sembari ngeteh atau ngemil.

“Gula satuangan ini jadi semacam bawaan wajib kepada tuan rumah yang dihormati sebagai wujud rasa hormat,” lanjut Atmo.

Sayangnya, layaknya kebanyakan tradisi-tradisi lain yang ada di Tanah Air, nggak ada catatan resmi terkait dengan kapan tradisi gula satuangan ini kali pertama muncul atau alasan apa yang bikin tradisi ini akhirnya eksis. Tapi, pada akhirnya, warga Tegal secara turun-temurun terus melakukannya hingga sekarang.

Menarik ya, Millens, tradisi gula satuangan di Tegal ini? Kalau di tempat tinggalmu, adakan tradisi Lebaran yang menarik dan unik seperti ini, Millens? (Arie Widodo/E05)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved