Inibaru.id – Ratusan orang tampak berkumpul di sekitar Tugu Soeharto, Semarang, pada Senin (10/9/2018). Hari itu bertepatan dengan malam 1 Suro dalam penanggalan Jawa. Menjelang tengah malam, mereka yang kebanyakan merupakan warga Semarang, kemudian mulai kungkum di sekitar tugu yang berada di tengah sungai.
Tugu Soeharto semula adalah sebuah gundukan tanah yang berlokasi di pertemuan aliran Kali Garang dan Kali Kreo di Kelurahan Bendan Duwur, Kecamatan Gajahmungkur. Menjelang 1 Suro atau 1 Muharram, warga biasa turun ke sungai untuk berendam di sana.
Ritual itu sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Mereka percaya, cara tersebut bakal mendatangkan berkah dan keselamatan, sekaligus sarana untuk membersihkan diri dari kotoran hati. Mereka juga meyakini, jika berendam di tugu bersejarah itu, keinginan mereka bakal dikabulkan.
Tradisi kungkum. (Bangsaonline.com)
Tahun ini, "perayaan" malam 1 Suro di Tugu Soeharto juga dilengkapi dengan semacam pasar malam untuk para pengunjung yang terus membludak dari tahun ke tahun. Mereka bisa berpuas-puas belanja sebelum menuruni pinggiran sungai dan melewati jembatan untuk menjalani ritual atau sekadar menonton, dengan membayar sebesar Rp 2.000.
Presiden Kedua RI
Sejumlah sumber mengatakan, Tugu Soeharto konon pernah menjadi tempat Presiden Kedua RI Soeharto berendam ketika berperang melawan Belanda. Soeharto yang saat itu masih berpangkat Mayor menyusuri lokasi yang dulunya masih hutan kemudian berendam di sana.
Sebagai penanda, Soeharto kemudian menancapkan kayu yang saat ini telah diganti dengan sebuah tugu untuk mengenangnya. Nah, dari situlah nama Tugu Soeharto muncul. Hingga kini, ritual berendam masih dipercaya sebagian orang. Mereka biasanya mulai berendam pukul 23.30 WIB pada malam 1 Suro.
Durasi berendam satu orang dengan orang lain berbeda. Ada yang hanya 60 menit, tapi nggak sedikit yang hingga semalaman Wah!
Nah, buat kamu yang tinggal di Kota Semarang, sekali-kali bolehlah mencoba sensasi kungkum di Tugu Soeharto, ya, Millens! (IB06/E03)