Inibaru.id – Salah satu lagu keroncong legendaris yang masih kerap didendangkan di berbagai kesempatan hingga sekarang adalah "Yen Ing Tawang Ono Lintang". Biasanya sih, yang diperdengarkan adalah versi yang dinyanyikan Waldjinah atau Manthous. Adanya kata ‘tawang’ dalam judul lagu tersebut membuat banyak orang bertanya-tanya apakah lagu ini terkait dengan Stasiun Tawang Semarang.
FYI, Stasiun Tawang Semarang adalah salah satu dari dua stasiun kereta utama di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut selain Stasiun Poncol. Dibuka sejak 1 Juni 1914, arsitektur khas Belanda masih bisa kamu lihat di stasiun yang masuk dalam kawasan Kota Lama Semarang yang indah.
Di sekitar stasiun tersebut, memang jarang ada gedung-gedung tinggi sehingga saat siang ataupun malam hari, sehingga jika langit sedang bersih dari awan dan polusi cahaya, seharusnya bisa melihat bintang.
Nah, jika kita mengartikan yen in tawang ono lintang dari Bahasa Jawa, maknanya adalah jika di ‘tawang’ ada (terlihat) bintang. Ada kesan kalau sang penyanyi merujuk pada Stasiun Tawang.
Tapi, ternyata itu nggak tepat, Millens. Lagu ini ternyata sama sekali nggak ada kaitannya dengan Stasiun Tawang. Pasalnya ‘tawang’ dalam judul lagu ini diambil dari kata Bahasa Jawa ‘langit’. Di sisi lain, nama ‘tawang’ di Stasiun Tawang diambil dari nama kampung tempat stasiun itu berdiri, yaitu Tawangsari. Jadi, kita nggak bisa asal menyebutnya sebagai Stasiun Langit.
![Andjar Any, pencipta lagu "Yen Ing Tawang Ono Lintang". (Cariaku)](/_next/image?url=https%3A%2F%2Fredaksi.inibaru.id%2Fmedia%2F37528%2Flarge%2Fnormal%2F92fc846f-bd29-4017-b3f1-5c7f4957dba1__large.jpg&w=3840&q=75)
Kalau menurut keterangan seniman Jaya Suprana, lagu "Yen Ing Tawang Ono Lintang" sebenarnya malah nggak membicarakan tentang pemandangan bintang di langit meski ada liriknya yang membahas tentang hal tersebut. Justru, lagu ini membahas tentang penantian seorang ayah atas lahirnya anak perempuan.
“Lagu ini adalah ungkapan kerinduan terhadap kelahiran seorang anak perempuan,” ucap Jaya Suprana sebagaimana dinukil dari Kompas, (27/2/2022).
Jadi begini, ceritanya pada 1964, sang pencipta lagu ini, KRT Andjar Any Singanagara alias Andjar Any sudah memiliki tiga orang anak laki-laki. Tapi, istrinya kembali hamil dan akan melahirkan anak perempuan. Dia nggak bisa menemani istrinya melakukan persalinan dan resah menanti di pelataran ruang bersalin. Saat itulah, dia melihat bintang di langit malam yang cerah yang menginspirasinya membuat lagu legendaris ini.
Makanya, di lirik lagu ini, ada kata-kata ‘cah ayu’ yang sebenarnya merujuk pada anak perempuannya tersebut, bukannya seorang gadis muda. Kalau kita telaah lebih dalam semua liriknya, terungkap jelas tentang keresahannya saat menanti persalinan tersebut.
Siapa sangka ya, Millens, ternyata lagu "Yen In Tawang Ono Lintang" sama sekali nggak terkait dengan Stasiun Tawang, namun justru membahas tentang kelahiran seorang anak perempuan yang sangat dinanti ayahandanya. Benar-benar lagu yang indah, ya? (Arie Widodo/E05)