Inibaru.id – Kalau kamu mampir ke Kota Magelang, Jawa Tengah, pasti bakal melihat Gunung Tidar. Maklum, bukit yang ukurannya nggak begitu besar ini terlihat menonjol karena terlihat sangat hijau jika dibandingkan dengan bangunan-bangunan yang padat di tengah kota.
Jika di kota-kota lain bukit sudah dijadikan permukiman, Bukit Tidar justru berstatus kebun raya. Memang, di sana ada petilasan yang cukup sering disinggahi para peziarah. Tapi, status ini membuatnya tetap asri dan dipenuhi dengan tumbuhan hijau berukuran besar. Hm, benar-benar jadi paru-paru kota dan penyeimbang alam di sana, ya.
Nah, keberadaan petilasan di Gunung Tidar juga memunculkan mitos terkait dengan penamaan bukit tersebut. Jadi ceritanya, bukit ini dulu pernah disinggahi Syekh Subakir, Kyai Sepanjang, Eyang Semar, dan Pangeran Purboyo. Gunung ini kemudian dianggap sebagai paku bumi Pulau Jawa. Artinya, kalau sampai gunung ini mengalami kerusakan, Pulau Jawa bakal terombang-ambing di lautan, Millens.
Karena pernah disinggahi tokoh-tokoh sakti dan dianggap berpengaruh besar bagi kondisi Pulau Jawa, warga zaman dahulu takut untuk mendaki atau sekadar mendekat gunung tersebut karena percaya orang yang melakukannya bakal mati, modar, atau meninggal.
Meski mitosnya menakutkan, hal ini justru membuatnya tetap asri dan nggak terjamah pembangunan hingga berabad-abad.
Tapi, mitos ini mendapatkan bantahan dari Kepala UPT Kebun Raya Gunung Tidar Yhan Noercahyo. Menurutnya, mati dan modar bukanlah inspirasi dari nama Gunung Tidar.
“Orang zaman dulu kan bilangnya nama Tidar dari mati dan modar. Tapi kalau dicari sejarah dan logikanya nggak nyambung. Lebih cocok Tidar berasal dari kata mukti dan kadadar. Lebih nyambung itu,” ujar Yanur sebagaimana dilansir dari Kompas, Rabu (26/10/2022).
Baca Juga:
Nepal van Java di Lereng Gunung Sumbing, Permukiman Unik dengan Vibe Namche Bazaar HimalayaNah, kata-kata mukti dan kadadar ini muncul dari keberadaan akademi miiter di Magelang yang ada di kaki Gunung Tidar. Di sanalah, banyak anak-anak muda yang digembleng menjadi pemimpin.
Kata mukti memiliki makna bahagia, memiliki pangkat, serta kesuksesan. Sementara itu, kata kadadar berarti dididik, ditempa, atau diuji. Nah, makna dari dua kata ini adalah mereka yang pengin bahagia, sukses, dan mendapatkan pangkat tentu harus dididik, ditempa, serta melalui ujian dengan baik. Hal inilah yang berlaku di akademi militer tersebut.
Jadi tahu ya, asal usul sebenarnya dari nama Gunung Tidar. Betewe, kamu sudah pernah mendaki ke puncaknya belum, nih? (Arie Widodo/E05)