inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Venting: Antara Katarsis dan Risiko di Era Digital
Jumat, 4 Apr 2025 13:01
Bagikan:
Venting bisa jadi ajang melepaskan emosi dan mendulang dukungan. (ventspacepp)

Venting bisa jadi ajang melepaskan emosi dan mendulang dukungan. (ventspacepp)

Venting bisa menjadi alat yang efektif untuk melepaskan emosi dan mendapatkan dukungan, tetapi perlu dilakukan dengan bijak. Jika dilakukan secara impulsif atau di tempat yang kurang tepat, venting justru bisa membawa dampak negatif.

Inibaru.id - Di era digital, mengeluarkan unek-unek atau venting semakin mudah dilakukan. Mulai dari keluhan tentang kemacetan jalan, dinamika asmara, hingga masalah keluarga yang rumit, banyak orang memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk menumpahkan perasaan.

Ada yang venting secara terang-terangan menggunakan akun pribadi, ada pula yang memilih cara anonim melalui akun menfess atau platform lain. Terlepas dari cara yang digunakan, sebagian besar orang merasa lebih lega setelah membagikan emosinya secara terbuka.

Mengapa Orang Melakukan Venting?

Venting adalah salah satu bentuk katarsis yang membantu seseorang mengurangi beban emosional. Dengan mengekspresikan perasaan secara terbuka, seseorang bisa merasa lebih tenang dan mendapatkan perspektif baru terhadap masalah yang dihadapi.

Beberapa alasan utama orang melakukan venting antara lain:

1. Mencari Dukungan Emosional – Mendapatkan respons dari orang lain dapat memberikan rasa validasi dan kenyamanan.

2. Mengurangi Stres dan Kecemasan – Mengungkapkan perasaan bisa mengurangi tekanan batin yang menumpuk.

3. Mencari Solusi atau Saran – Terkadang, venting juga bertujuan untuk mendapatkan masukan dari orang lain, lo.

Dampak Positif Venting

Jika nggak dilakukan secara bijak, venting bisa berbahaya. (via Linkedln)
Jika nggak dilakukan secara bijak, venting bisa berbahaya. (via Linkedln)

- Membantu Regulasi Emosi - Mengungkapkan perasaan dapat mencegah emosi negatif menumpuk dan meledak di kemudian hari.

- Memperkuat Hubungan Sosial – Curhat kepada teman atau komunitas yang tepat bisa mempererat ikatan dan menumbuhkan empati.

- Meningkatkan Kesadaran Diri – Venting bisa membantu seseorang mengenali emosinya dan memahami sumber perasaan tersebut.

Risiko Venting di Media Sosial

Meski memiliki manfaat, venting di media sosial juga memiliki risiko, terutama jika dilakukan tanpa pertimbangan yang matang:

1. Potensi Oversharing – Mengunggah masalah pribadi secara terbuka bisa berisiko membuka celah bagi pihak yang tidak bertanggung jawab.

2. Respon Negatif atau Nggak Empatik – Nggak semua orang merespons dengan baik, dan komentar negatif bisa memperburuk perasaan.

3. Ketergantungan pada Validasi Eksternal – Terlalu sering venting di media sosial bisa membuat seseorang bergantung pada pengakuan atau simpati orang lain untuk merasa lebih baik.

Pastikan Ventingmu Sehat

Agar venting tetap bermanfaat tanpa menimbulkan dampak negatif, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pilih tempat dan orang yang tepat. Jika perlu curhat, utamakan berbicara dengan orang yang bisa dipercaya atau mencari bantuan profesional ya.

Kedua, gunakan jurnal atau tulisan pribadi. Ini bisa kamu lakukan kalau ragu membagikan emosi di media sosial karena lebih aman. Ketiga, fokus pada solusi – Alih-alih hanya mengungkapkan keluhan, cobalah untuk mencari cara mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

Oleh karena itu, memahami kapan, di mana, dan bagaimana venting yang sehat sangat penting agar manfaatnya bisa benar-benar dirasakan tanpa menimbulkan masalah baru. Gimana, kamu suka venting, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved