Inibaru.id - Presiden AS Donald Trump resmi menutup lembaga bantuan untuk pembangunan internasional USAID. Ribuan pegawai mereka di seluruh dunia telah diperintahkan untuk kembali maksimal pada Jumat, 7 Februari mendatang.
Menurut laman resmi USAID, seluruh misi luar negeri sudah diminta untuk dihentikan dan staf mereka disuruh kembali. Sementara, CBS News menuliskan, semua personel yang direkrut akan langsung diliburkan kecuali para pemegang jabatan penting, pimpinan khusus, dan program yang ditunjuk secara khusus.
Pembekuan hampir seluruh program USAID ini, yang nantinya akan menjadi bagian dari Kemenlu AS, tentu menjadi kabar yang cukup mengejutkan. Sebab, badan yang mulai berjalan pada 1961-itu telah dikenal sebagai penyedia bantuan kemanusiaan ke lebih dari 100 negara.
Bantuan kemanusiaan itu termasuk bantuan bencana, kesehatan dan medis, serta program makanan darurat. Congressional Research Service melaporkan, USAID mengelola lebih dari puluhan misi di seluruh dunia, nggak terkecuali Indonesia.
Program USAID di Indonesia
Masa depan USAID yang dikenal telah memerangi kemiskinan, memperjuangkan HAM, memperkuat demokrasi, dan menjadi bagian dari pemenuhan kesehatan global itu kini menjadi serba nggak pasti.
Sebagai negara yang mendapatkan "keuntungan" dari keberadaan USAID, dampak pembekuan ini tentu akan kita rasakan, terlebih kerja sama pembangunan antara Indonesia dengan USAID telah terjalin sejak puluhan tahun silam.
Nggak hanya dengan pemerintah, USAID juga turut berkolaborasi dengan masyarakat di Tanah Air melalui lembaga nirlaba, perusahaan, maupun sektor swasta lain. Pada 2023 misalnya, USAID menjadikan Indonesia sebagai negara prioritas dalam program Strategi Global Sektor Air dari Pemerintah AS.
Lebih dari 50 juta dolar AS siap digelontorkan untuk penyediaan akses layanan air minum dan sanitasi untuk jutaan orang Indonesia. Bagi kita, program berkelanjutan hingga 2027 itu tentu sangat berguna, mengingat akses air minum dan sanitasi kita memang masih sangat buruk.
Dampak Pembekuan USAID bagi Indonesia
Program-program dalam skema kerja sama USAID-Indonesia meliputi berbagai bidang dan kegiatan, mulai dari kelestarian lingkungan hidup, tata kelola pemerintahan dan demokrasi, hingga kesehatan.
Sejak 2023, USAID telah menggelontorkan lebih dari Rp48 miliar mendukung penanganan wabah polio di Indonesia dan dua putaran imunisasi nasional. Bekerja sama dengan WHO, mereka membantu mendistribusikan 31 juta dosis vaksin polio ke jutaan anak di Aceh hingga Papua.
Selain polio, USAID juga meluncurkan program mempercepat penurunan stunting dan peningkatan status gizi anak di Kabupaten Mimika dan Nabire di Papua Tengah serta Asmat di Papua Selatan.
Kini, lantaran pembekuan tersebut, USAID melalui laman resminya mengumumkan, mereka membatalkan sekurangnya tiga permohonan jenis bantuan ke Indonesia yang sebelumnya telah disepakati, yakni:
- Infectious Disease Advisor;
- Project Management Specialist untuk Tuberculosis; dan
- Project Management Specialist untuk Urban Resilience Lead.
Wah, lumayan juga ya, Millens? Semoga pembekuan program itu hanya bersifat sementara, deh! (Siti Khatijah/E07)