Inibaru.id - Jawa Tengah mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp88,44 triliun sepanjang 2024. Angka ini 110,42 persen lebih tinggi dari target yang telah direncanakan sebelumnya yakni sebesar Rp80,10 triliun, sebagaimana disampaikan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng.
Kepala DPMPTSP Jateng Sakina Rosellasari mengungkapkan, pencapaian tersebut merupakan akumulasi dari investasi penanaman modal asing (PMA) dan dalam negeri (PMDN) sepanjang triwulan I hingga IV tahun 2024, termasuk sektor usaha menengah kecil (UMK).
"Dari total investasi, PMA dan PMDN menyumbang Rp68,67 triliun, sedangkan UMK berkontribusi Rp19,77 triliun," terangnya, Selasa (11/2). “Realisasi mencapai Rp88,44 triliun; ada kenaikan 114 persen dibanding tahun sebelumnya yakni Rp77,02 triliun.”
Data tersebut bersumber dari Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang menggunakan sistem Online Single Submission Risk Based Approach (OSS-RBA) Kementerian Investasi dan Hilirisasi RI. Berdasarkan laporan tersebut, sektor industri tekstil menjadi penyumbang investasi terbesar di Jateng.
Penyerapan Tenaga Kerja Naik

Berdasarkan data terbaru dari LKPM tersebut, Singapura tercatat sebagai negara dengan investasi asing terbesar di Jateng, diikuti oleh Hongkong, Korea Selatan, Tiongkok, dan Thailand.
LKPM juga menyebutkan, sebanyak 65.815 proyek investasi telah disepakati di Jateng sepanjang 2024, yang menyerap tenaga kerja hingga 409.338 orang. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah proyek meningkat 52,77 persen, sedangkan serapan tenaga kerja naik 46,38 persen.
Meski nilai investasi secara keseluruhan di Jateng lebih kecil dibanding provinsi lain, karakteristik industri padat karya seperti tekstil dan alas kaki yang mendominasi investasi di Jateng membuat provinsi ini memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi di Pulau Jawa.
Penyerapan sebesar 409.338 tenaga kerja menempatkan Jateng duduk di peringkat pertama, diikuti oleh Jawa Barat (383.707 orang), DKI Jakarta (363.345 orang), Jawa Timur (298.893 orang), dan Banten (149.099 orang).
“(Target untuk) 2025 kami masih menunggu dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi serta gubernur terpilih, tapi kami optimis, minimal (kenaikan) 10 persen. Kalau sekarang realisasi investasi Rp88,44 triliun, berarti naik 10 persen jadi sekitar Rp97 triliun,” pungkas Sakina.
Wah, ikut lega ya banyak orang yang telah mendapat pekerjaannya. Semoga iklim ekonomi di Jateng kian kondusif sehingga nggak ada yang namanya badai PHK ya, Millens! (Siti Zumrokhatun/E10)