Inibaru.id - Kebutuhan kendaraan listrik di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan. Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah mencatat, sebanyak 11.412 unit kendaraan telah terjual selama kurun waktu 2024.
Kepala Dinas ESDM Jateng Boedyo Dharmawan mengatakan, peningkatan ini terjadi seiring dengan semakin banyaknya pilihan merek kendaraan listrik yang beredar di pasaran. Dari total kendaraan listrik yang beroperasi saat ini, 1.326 unit merupakan mobil listrik, sedangkan 10.086 unit adalah motor listrik.
"Kebutuhan (kendaraan listrik) relatif meningkat dua kali lipat dibanding 2023 yang hanya sekitar 4.000-an unit," terang Boedyo di Semarang, Senin (10/2/2025).
Jika sebelumnya mobil listrik didominasi Wuling dan Hyundai, saat ini sudah ada lebih banyak jenama baru di pasaran dengan pilihan fitur yang juga beragam. Inilah yang membuat penjualan kendaraan listrik pada 2024 meningkat tajam.

"Karena (kendaraan listrik) bertambah, jumlah SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum) juga ditingkatkan, kurang lebih sebanyak 120 unit," ungkapnya. "Ini meningkat dibanding tahun 2023 yang hanya 52 unit."
Fasilitas SPKLU sebanyak 120 unit itu berlum termasuk yang tersedia di Kantor UP3 PLN Tegal, Pekalongan, dan Semarang, serta unit-unit di 21 rest area yang tersebar dari ruas jalur tol Batang hingga Sragen.
Kendati meningkat signifikan, Boedyo nggak memungkiri bahwa transisi elektrifikasi dari BBM belum bisa dilakukan secara maksimal mengingat harga jual kendaraan listrik di Indonesia masih tergolong mahal.
"Memang ada kendala yang cukup menghambat (peningkatan kepemilikan kendaraan listrik) karena harganya memang mahal," tandasnya.
Kalau harganya terjangkau, kamu pengin beli kendaraan listrik nggak, Millens? (Danny Adriadhi Utama/E10)