Inibaru.id – Kalau kamu main ke Desa Candisari, Kecamatan Mranggen, Demak, bakal menemukan sebuah bangunan seperti candi. Bangunan ini dibuat di depan sebuah sumur yang dipercaya jadi salah satu petilasan Sunan Kalijaga. Nama dari sumur tersebut adalah Sumur Panguripan.
Meski bangunan candinya nggak bersejarah, bangunan tersebut sengaja dibuat untuk menarik perhatian banyak orang untuk datang berkunjung ke sumur yang dipercaya warga bertuah tersebut. Salah seorang tokoh masyarakat Desa Candisari M Soleh Kasun pun menjelaskan tentang cerita dari sumur tesebut.
“Waktu itu Sunan Kalijaga sedang dalam perjalanan dari Jatingaleh (Kota Semarang) ke Masjid Agung Demak. Pas subuh, sampai di sini dan mencari kayu untuk Masjid Agung Demak. Beliau kemudian mencari sumber air namun nggak ada. Kemudian, kakinya dihentakkan ke tanah dan keluar air. Setelah itu jadilah Sumur Panguripan ini,” ucap laki-laki yang menjabat sebagai Ketua BUMDES Desa Candisari tersebut sebagaimana dilansir dari Jatengnews, Rabu (14/7/2021).
Terkait dengan nama Sumur Panguripan, hal ini disebabkan oleh warga yang sangat terbantu dengan keberadaan sumur tersebut. Airnya dipergunakan untuk konsumsi minum sehari-hari, mandi, mencuci, masak, dan lain-lain.
“Sebelum ada air artetis, sumur ini jadi sumber air utama warga sini dan warga dari luar desa. Banyak orang yang juga meminumnya langsung sebelum membawa pulang. Katanya sih punya rasa yang unik dan bertuah,” lanjut Soleh Kasun.
Semenjak ada air artetis pula, kebanyakan orang yang datang ke Sumur Panguripan adalah warga dari luar desa atau luar kota. Kebanyakan ingin hajatnya terkabul dengan minum air dari sumur tersebut atau berdoa di dekat sumur ini.
“Ada yang minum atau membasuh muka. Terkadang juga ada yang solawatan atau tahlilan di sini. Adanya bunga-bunga ini kan dari orang yang datang dari jauh. Rata-rata dari Jawa Barat. Kalau ada yang datang ke sini dua kali pas malam terus makan-makan di sini, biasanya sih artinya adalah hajatnya sudah tercapai,” lanjut Kasan.
Terkait dengan bentuk sumur yang sudah dibeton, Soleh Kasun menjelaskan kalau pada zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada 1910, pemerintah setempat dan warga menata ulang sumur dan membersihkannya. Berkat penataan itulah, air di sumur tersebut pun nggak pernah kering sampai sekarang.
Jadi penasaran ya, Millens dengan Sumur Panguripan ini. Cobain deh datang ke sana sembari menikmati pemandangan sawahnya yang masih asri. O ya, kalau pengin membasuh muka atau minum air dari sumur tersebut, nggak ada salahnya juga lo, kali saja ada harapan yang bisa terkabulkan. Setuju? (Arie Widodo/E05)