Inibaru.id - Lebaran dan bermaaf-maafan adalah dua hal yang nggak terpisahkan. Namun pada umumnya, bermaafan ini berlaku untuk orang muda kepada yang lebih tua atau sepuh, contohnya dari anak ke orang tua.
Jarang terjadi ada orang tua dengan kerendahan hati menurunkan egonya untuk minta maaf kepada anak-anaknya. Padahal, sejatinya bermaaf-maafan itu nggak mengenal umur, lo. Lalu, apa yang terjadi jika seorang anak nggak pernah menerima permintaan maaf dari orang tuanya? Bisa jadi si anak di masa dewasa akan menghabiskan waktunya untuk berusaha menyembuhkan luka masa kecilnya.
Baca Juga:
Nggak Memaafkan Bukan Berarti Kita JahatNah, sebagai orang tua masa kini yang memberikan pengasuhan lebih baik kepada buah hati, kita sebaiknya membiasakan diri untuk minta maaf ke anak-anak ya, Millens! Ingat, meminta maaf bukanlah tanda kelemahan, melainkan tanda kekuatan. Kita harus tahu bagaimana dan kapan harus meminta maaf dan memberikan contoh kepada anak-anak tentang hal baik dalam kehidupan.
Anak Mencontoh Orang Tua
Di rumah, anak akan selalu mencontoh sikap kedua orang tuanya. Jika sebagai orang tua kita terbiasa meminta maaf kepada anak, maka hal tersebut akan menjadi contoh yang baik. Anak akan mengerti jika melakukan kesalahan, yang harus diperbuat adalah meminta maaf terlebih dahulu dan nggak mengulanginya lagi.
Selain itu, anak juga bakal tahu bahwa nggak ada orang yang sempurna dan semua orang bisa melakukan kesalahan. Mereka akan belajar bahwa mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas hal yang sudah dilakukan adalah hal yang benar.
Lalu, bagaimana cara meminta maaf kepada anak yang tepat? Setelah melakukan kesalahan kepada anak, kita sebaiknya menjelaskan mengapa melakukan kesalahan tersebut. Misalnya, ketika nggak sengaja membuang kertas gambar hasil karya anak, sebagai orang tua, kita harus bisa memberikan klarifikasi bahwa tindakan tersebut nggak disengaja.
Setelah itu, meminta maaflah dengan tulus dan tatap mata anak. Anak-anak memiliki perasaan yang sensitif sehingga mereka bisa membedakan permintaan maaf yang tulus dan yang nggak. Setelah meminta maaf, usahakan agar nggak mengulangi kesalahan yang sama.
Kemudian, jika anak meminta maaf setelah melakukan kesalahan, kita sebagai orang tua harus menerima permintaan maafnya. Biarkan anak tahu bahwa kita bangga dirinya berjiwa besar dan mampu mengakui kesalahan.
Nah, pada momentum Lebaran ini, mari kita mencoba membuang rasa gengsi atau malu untuk meminta maaf kepada anak. Yuk, bangun rasa kasih sayang dalam keluarga kecilmu dengan membiasakan diri minta maaf kepada anak! (Siti Khatijah/E07)