inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Dampak Perkebunan Kelapa Sawit bagi Air dan Udara, Baik atau Buruk?
Jumat, 3 Jan 2025 11:05
Penulis:
Bagikan:
Perkebunan kelapa sawit, berdampak baik atau buruk bagi lingkungan, ya? (Klikpajak)

Perkebunan kelapa sawit, berdampak baik atau buruk bagi lingkungan, ya? (Klikpajak)

Pohon dikenal baik bagi lingkungan, khususnya air dan udara. Apakah hal itu berarti perkebunan kelapa sawit juga bisa memberikan dampak yang sama?

Inibaru.id – Belakangan ini di berbagai media, termasuk media sosial, ramai pembicaraan tentang dampak lingkungan pohon kelapa sawit. Meski termasuk dalam tanaman yang bisa memberikan banyak keuntungan karena bisa diolah jadi minyak goreng, sejumlah pakar menyebut kelapa sawit termasuk dalam tanaman yang bisa merusak lingkungan.

Padahal, bagi orang awam, yang namanya kelapa sawit tentu termasuk dalam jenis pohon. Padahal, setahu kita, pohon baik dalam menyerap polusi sekaligus bisa jadi resapan air. Logikanya, kalau ada banyak pohon, lingkungan jadi lebih baik. Tapi, mengapa banyak pakar justru menyebut perkebunan kelapa sawit merusak lingkungan?

Terkait hal ini, kita bisa mengecek paper penelitian dari mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dari Universitas Samudra Meurandeh, Langsa, Aceh yang dibuat oleh Rani Riska, Syafani Syarifah, dan Ayu Hafriliza yang dirilis pada Januari 2021 lalu.

Dalam penelitian tersebut, terdapat 20 sampel air sumur dari rumah warga yang ada di Desa Alur Dua Kota Langsa yang dikelilingi perkebunan sawit yang diambil. Hasilnya adalah, 4 rumah yang paling dekat dengan perkebunan sawit memiliki sumber air yang berwarna kekuningan, mengeluarkan bau, dan terlihat ada larutan seperti minyak pada bagian atasnya. Di sisi lain, 2 rumah dengan lokasi paling jauh dari perkebunan sawit memiliki sumber air yang lebih jernih, nggak mengeluarkan bau, maupun larutan minyak.

Kelapa sawit bisa memberikan dampak bagi air dan udara. (korindonews)
Kelapa sawit bisa memberikan dampak bagi air dan udara. (korindonews)

“Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perkebunan kelapa sawit dapat menyebabkan kualitas air menurun misalnya perubahan air menjadi lebih keruh, berbau, dan berminyak,” tulis para peneliti.

Sementara itu, situs Universitas Medan Area pada 28 Mei 2024 lalu mengungkap seperti apa kemampuan perkebunan kelapa sawit dalam menyerap karbon di udara. Hasilnya, kelapa sawit memang mampu menyerap karbondioksida lewat proses fotosintesis seperti tanaman pada umumnya. Karbon yang terserap kemudian disimpan di batang, daun, atau akar di dalam tanah.

Tapi, kapasitas penyerapan karbon perkebunan kelapa sawit tentu saja berbeda dengan hutan alami. Sebagai contoh, rata-rata hutan tropis dapat menyimpan 200 sampai 400 ton karbon per hektare. Sementara perkebunan kelap sawit hanya mampu menyerap 40 sampai 80 ton karbon per hektare. Jauh banget kan perbedaannya?

Artinya, kalau hutan ditebang untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit, tentu bakal berdampak buruk pada menurunnya penyerapan karbon di udara.

Dari dua sisi ini saja, sudah jelas kan kalau perkebunan kelapa sawit bisa memberikan dampak kurang baik bagi lingkungan, Millens? (Arie Widodo/E10)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved