Inibaru.id - Setuju atau nggak, sejarah pariwisata di Nusantara nggak bisa lepas dari peran Kolonial Belanda. Awal abad ke-20 menjadi masa kejayaan pariwisata Hindia-Belanda. Kala itu, Belanda pun membuka biro wisata dan menerbitkan brosur wisata Pulau Jawa. Mereka juga membangun hotel-hotel yang disediakan untuk turis-turis yang sedang liburan.
Karena itu, para ahli pun mengatakan kalau awal sejarah pariwisata di Indonesia ditandai dengan dibangunnya hotel-hotel di Pulau Jawa. Kamu sudah tahu belum hotel mana saja yang sudah ada sejak zaman penjajahan? Beberapa masih bisa dikunjungi sampai sekarang, lo!
Pertama, Hotel Majapahit yang berada di Surabaya. Hotel yang sudah dibangun sejak 1910 ini hingga sekarang masih difungsikan sebagai hotel. Awalnya Hotel Majapahit diberi nama Oranje Hotel oleh Lucas Martin Sarjies asal Armenia.
Setelah Perang Dunia II, hotel ini pun diambil alih penjajah Jepang dan diganti namanya menjadi Yamato Hoteru.
Tahun 1945 menjadi peristiwa bersejarah yakni pengambilalihan tempat. Hal ini ditandai dengan perobekan kain biru bendera Belanda menjadi bendera merah-putih. Peristiwa ini bermula pada 19 September 1945, ketika Mastiff Carbolic yang mengibarkan bendera Belanda di atas hotel. Tentu saja, masyarakat Indonesia geram dan naik ke atas hotel.
Bendera Belanda pun diturunkan, kemudian warna biru bendera tersebut dirobek. Jadilah hanya ada dua warna yaitu merah dan putih yang menjadi bendera Indonesia.
Pada 1946, Hotel Majapahit pun kembali dikelola oleh Sarkies dan nama hotel tersebut kembali berganti menjadi Hotel L.M.S. Hotel ini menjadi The Majapahit kembali pada tahun 1969. Hm, ganti nama terus ya?
Sampai saat ini, Hotel Majapahit masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu tempat wisata sejarah di Surabaya, lo.
Nah, selanjutnya ada Hotel Savoy Homann yang terletak di Bandung. Hotel ini menjadi salah satu hotel tertua di Pulau Jawa, lo Millens. Hotel ini juga sangat direkomendasikan untuk wisatawan Eropa, yang pengin menikmati makanan mewah dan dihidangkan dengan gaya rijsttafel.
Hotel ini dibangun pada 1871. Awalnya diberi nama Hotel Homann, sesuai dengan pemiliknya yaitu Tuan Homann asal Jerman. Kemudian, pada 1987, hotel tersebut dibeli oleh Panghegar Group dan diganti nama menjadi Savoy Homann Panghegar Heritage Hotel.
Sayangnya, krisis moneter pada 2000 membuat Panghegar Group pun dibeli oleh Bidakara Group. Sejak saat itu, nama hotel pun kembali berubah menjadi Savoy Homann Bidakara Hotel.
Eh, tahu nggak kalau ada tiga kamar spesial di hotel ini? Istimewa karena kamar-kamar ini pernah ditempati delegasi Konferensi Asia Afrika 1955.
Terakhir, ada hotel Indonesia Kempinski. Hotel ini berada di antara dua jalan protokol Ibu Kota, yaitu Jalan Sudirman dan Jalan MH Thamrin. Memang sih, hotel ini bukan dibangun oleh penjajah, tapi Hotel Indonesia menjadi simbol kemajuan bangsa.
Usut punya usut, Hotel Indonesia ternyata merupakan hotel berbintang pertama bertaraf internasional yang dibangun di Jakarta. Jangan salah, hotel ini dibangun berdasarkan perencanaan matang dari Presiden Soekarno. Awalnya, Soekarno terkesima dengan rancangan Gedung PBB ketika melawat ke New York. Arsiteknya bernama Abel Sorensen.
Akhirnya, Soekarno meminta Abel Sorensen untuk merancang bangunan ini untuk menyambut Asian Games IV. Hotel ini diresmikan pada 1962. Pada masanya, hotel ini merupakan yang termegah dan menjadi pusat kegiatan budaya.
Saat ini, Hotel Indonesia dikelola oleh grup Kempinski dan namanya pun disesuaikan menjadi Hotel Indonesia-Kempiski. Hotel Indonesia pun menjadi kompleks multiguna dengan nama Grand Indonesia.
Nah, itulah 3 hotel yang sarat akan sejarah. Semoga bisa menambah pengetahuanmu ya, Millens. (Kom,Lip,Tri,Phi/MG42/E05)