Inibaru.id – Sejak mulai dibuka untuk umum pada 22 Februari 1978, Masjid Istiqlal telah menjadi landmark nggak terpisahkan dari Indonesia. Namun, nama masjid yang berarti "kemerdekaan" ini ternyata nggak hanya dipakai oleh masjid terbesar se-Asia Tenggara ini, lo.
Ada satu masjid di Bosnia-Herzegovina yang juga dinamai demikian. Nama resminya adalah Istiklal Dzamija. Berlokasi di Sarajevo, ibu kota sekaligus salah satu kota terbesar di negara tersebut, masjid ini didirikan sebagai kado yang diberikan Indonesia untuk kemerdekaan Bosnia-Herzegovina.
Sedikit informasi, Bosnia-Herzegovina atau Bosnia mendeklarasikan kemerdekaannya pada 3 Maret 1992 sebagai imbas dari runtuhnya Yugoslavia pada awal 1990. Namun, pasukan Serbia mengepung Sarajevo dua bulan kemudian, tepatnya pada 2 Mei 1992, yang menandai pecahnya Perang Bosnia.
Negara di semenanjung Balkan itu baru benar-benar menikmati kemerdekaan setelah Perjanjian Dayton disahkan pada 14 Desember 1995. Selama empat tahun diperangi Kroasia dan Serbia, ribuan orang telah meninggal, termasuk sekitar 1.400 unit masjid di wilayah paling multietnis di Yugoslavia ini.
Dukungan Indonesia
Selama Perang Bosnia berlangsung, masyarakat Indonesia merupakan salah satu komunitas yang paling getol menggalang dukungan dengan sumbangan pakaian, makanan, dan berbagai kebutuhan warga sipil di sana. Puncaknya adalah kedatangan Presiden Soeharto ke Sarajevo pada Maret 1995.
Dari kunjungan tersebut, Soeharto berpikir untuk memberikan hadiah berupa masjid bagi warga Bosnia-Herzegovina. Presiden ke-2 RI ini menunjuk arsitek Fauzan Noe’man untuk membangun masjid di sana. Sayangnya, belum kelar masjid dibangun, Soeharto sudah keburu lengser pada 1998.
Pembangunan masjid yang berdiri di atas tanah seluas 2.800 meter persegi ini juga sempat terkendala oleh krisis ekonomi yang melanda Tanah Air. Masjid yang mampu menampung lebih dari 3.000 jemaah itu akhirnya diresmikan Menteri Agama RI saat itu, Said Agil Al Munawar, pada 2001.
“Pintu masjidnya dibuat dari kayu jati asli Indonesia, dibuat di Jepara. Mihrabnya hadiah dari Habibie dan Ainun, yang dipakai untuk khotbah,” ungkap salah seorang pemandu wisata Sarajevo, Retno, dikutip dari Kompas (12/12/2020).
Masjid Soeharto
Secara garis besar, desain eksterior Istiklal Dzamija nggak jauh berbeda dengan kebanyakan masjid khas Eropa yang berasal dari warisan Kerajaan Ottoman sekitar abad ke-12 sampai ke-15. Namun, kalau sempat salat di dalamnya, kamu akan melihat betapa Indonesia-nya interior masjid ini.
Hm, bangga banget dong pastinya? Yang lebih membanggakan, hingga kini masjid tersebut masih rutin dijadikan salat berjemaah oleh warga muslim di Sarajevo. Orang-orang juga nggak jarang membuat acara di masjid megah tersebut.
Selain dikenal sebagai Istiklal, warga setempat juga acap menyebut tempat ibadah ini sebagai Masjid Soeharto atau Masjid Indonesia. Nama tersebut diberikan karena mereka menganggap masjid itu adalah bentuk dukungan dan simbol persahabatan dari Indonesia.
Wah, sungguh menarik, bukan? Siapa menyangka ada Masjid Istiqlal juga di Bosnia-Herzegovina, ya? Kalau kebetulan sedang traveling ke Sarajevo, jangan lupa mampir, Millens! (Arie Widodo/E03)