inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
6 Februari, Peringatan Hari Anti-Sunat Perempuan Internasional
Minggu, 6 Feb 2022 13:00
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Ilustrasi sunat perempuan. (Shutterstock via Suara)

Ilustrasi sunat perempuan. (Shutterstock via Suara)

Nggak seperti sunat pada laki-laki yang bertujuan untuk menjaga kesehatan, sunat perempuan justru sebaliknya. Mengingat kesehatan anak perempuan dan perempuan adalah isu penting, diperingatilah hari anti-sunat perempuan internasional yang jatuh pada 6 Februari.

Inibaru.id – Eh, sudah tahu belum kalau hari ini, 6 Februari, diperingati sebagai Hari Anti-Sunat Perempuan Internasional atau anti-Female Genital Mutilation (FGM)?

Peringatan hari anti-sunat perempuan ini penting, Millens. Diharapkan, makin banyak masyarakat yang sadar terhadap tindakan sunat yang berpotensi mengancam keselamatan nyawa kaum hawa. Dilansir dari laman resmi Unicef, FGM adalah pelanggaran hak-hak anak perempuan dan bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius dan bahkan berujung kematian.

Anak perempuan yang menjadi sasaran sunat mempunyai risiko pernikahan anak dan putus sekolah. Praktik sunat juga mengancam kemampuan membangun masa depan yang lebih baik bagi diri mereka sendiri, keluarga, dan komunitas.

Di negara seperti Mesir, sunat perempuan dianggap sebagai persyaratan agama. Perempuan yang nggak disunat bakal dianggap kotor. Mereka juga nggak diizinkan menikah. Meski di negara ini praktik sunat perempuan sudah berkurang karena telah dilarang pada 2008 silam, faktanya Mesir masih menjadi negara dengan praktik sunat perempuan tertinggi di dunia.

Sejarah Hari Anti-Sunat Perempuan Sedunia

Penasaran nggak bagaimana sejarah lahirnya peringatan ini? Jadi, pada 2012, Majelis Umum PBB menetapkan 6 Februari sebagai Hari Anti-Sunat Perempuan Internasional. Tujuannya, untuk memperkuat dan mengarahkan upaya penghapusan praktik sunat perempuan.

Sebagai organisasi dunia yang melindungi anak-anak, mereka bekerja sama dengan UNFPA dalam program tentang Penghapusan Mutilasi Alat Kelamin Wanita untuk mengatasi sunat perempuan. Koordinasi ini telah terjalin melalui intervensi di 17 negara yang menganggap praktik ini lazim.

Program ini membuka peluang bagi anak perempuan dan perempuan untuk mewujudkan hak-hak mereka dalam kesehatan, pendidikan, pendapatan dan kesetaraan untuk membantu mengakhiri ketidakseimbangan kekuasaan yang mendukung praktik berbahaya ini.

Sunat perempuan berpotensi mengakibatkan kematian. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)
Sunat perempuan berpotensi mengakibatkan kematian. (Inibaru.id/ Triawanda Tirta Aditya)

Menurut data Unicef, Kamis (3/2/2022), dibeberkan seberapa banyak anak dan perempuan yang mengalami sunat, termasuk perkembangan penghentian tindakan FGM saat ini.

Menurut pemaparan Unicef, setidaknya 200 juta anak perempuan dan perempuan yang hidup saat ini telah mengalami sunat perempuan.

Tren yang mengkhawatirkan diperkirakan sedang muncul. Sekitar 1 dari 4 anak perempuan dan perempuan yang sudah disunat, atau 52 juta di seluruh dunia, menjadi sasaran praktik di tangan para petugas kesehatan. Ternyata, proporsi ini dua kali lebih tinggi di kalangan remaja, lo.

Yang bikin sedih, praktik sunat perempuan ini masih hampir menjadi hal lumrah seperti di Djibouti, Guinea, Mali, dan Somalia. Nggak tanggung-tanggung, diperkirakan, 90 persen perempaun dan anak perempuan telah menjalaninya. Bukannya semakin hilang, justru praktik sunat perempuan ini semakin banyak dilakukan bahkan pada usia yang lebih muda.

Di Kenya misalnya, usia rata-rata menjalani praktik sunat telah turun dari usia 12 tahun menjadi usia 9 tahun dalam tiga dekade terakhir. Otomatis, mereka jadi makin nggak punya kesempatan ambil keputusan dan hanya menurut.

Tipe Praktik FGM

Kamu mungkin bertanya-tanya seperti apa praktik sunat pada perempuan ini sampai-sampai organisasi dunia turun tangan? Jadi begini, ada beberapa tips FGM yang ditemukan oleh WHO di beberapa negara yang menormalisasi praktik ini, yaitu:

- Melukai, menusuk, atau menggores klitoris atau prepusium perempuan

- Membuang sebagian atau seluruh klitoris

- Membuang seluruh klitoris dan sebagian atau seluruh labia minor

- Memotong seluruh klitoris dan seluruh labia minor dan mayor dan hanya menyisakan saluran kemih.

Nah, karena nggak ada manfaat dan justru merugikan bagi perempuan, semua tipe FGM ini telah dilarang WHO. Dampak yang diakibatkan sunat perempuan ini nggak main-main, Millens. Perempuan bisa merasakan sakit ketika berhubungan seksual dan itu artinya dampak jangka panjang. Selain itu, komplikasi parah atau pendarahan juga bisa terjadi mengingat di organ vital tersebut terdapat banyak pembuluh darah.

Sebenarnya, dalam beberapa kondisi medis, anak perempuan bisa saja disarankan melakukan sunat. Tapi, nggak sampai ekstrem kok. Jadi, hal terbaik adalah berkonsultasi kepada dokter terlebih dahulu ketimbang mengikuti tradisi yang hanya membawa dampak buruk. Setuju nggak, Millens? (Kom,BBC/IB21/E07)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved