Inibaru.id – Seiring perkembangan zaman, motif dan warna pada batik berkembang pesat. Pada satu sisi, ini membuat batik bisa diterima lebih banyak orang. Namun, hal tersebut juga sekaligus menggerus kekhasan yang sebagian orang menganggapnya penuh filosofi, salah satunya Batik Tegalan.
Seperti namanya, batik tegalan merupakan batik khas Tegal, Jawa Tengah, dengan ciri utama warna cokelat (soga) dan hijau. Hingga kini, kedua warna tersebut masih menjadi identitas utama batik klasik di kota pesisir tersebut. Namun, nggak sedikit yang melakukan modifikasi warna, juga motif.
Sebagian pembatik merasa, motif dan warna kontemporer dianggap bakal menggerus keberadaan motif batik klasik. Ini karena sebagian besar pengrajin mulai meninggalkan motif klasik dan mengaplikasikan motif yang lebih modern. Mereka yang masih mempertahankan ciri khas Batik Tegalan juga kerap lupa mendokumentasikan filosofi batiknya.
Batik Tegalan. (Wartabahari)
Perlu kamu tahu, batik kali kali dikenal di Tegal pada akhir abad ke-19, yang konon dibawa Raja Amangkurat I (Sunan Amangkurat Mas) dari Keraton Kasunanan Surakarta. Amangkurat yang saat itu menyusuri pantai utara membawa pengikutnya yang di antaranya merupakan pengrajin batik.
Nah, para pengrajin itulah yang kemudian menurunkan ilmunya pada anak cucu, lalu meluas ke masyarakat sekitar, dan turun-temurun hingga sekarang.
Dari Pewarna Alam
Semula, Batik Tegalan menggunakan bahan pewarna yang berasal dari alam di lingkungan sekitar masyarakat, seperti pace (mengkudu), nila, soga kayu, dan lain-lain. Kain yang digunakan pun hasil tenunan sendiri.
Awalnya, warna batik Tegal adalah sogan dan babaran abu-abu. Setelah dikenal nila pabrik, warnanya kemudian meningkat menjadi merah dan biru. Ada juga batik Tegal dengan warna dasar kain hitam dan putih yang didominasi warna cokelat dan biru.
Batik Tegalan terancam punah. (Youtube)
Motif rengrengan besar atau melebar adalah salah satu ciri khas dari batik tulis Tegal atau Tegalan. Selain itu, ada juga isen-isen (ornamen) yang agak kasar, yang terinspirasi dari flora fauna lingkungan sekitar. Corak itu dipadukan dengan warna lembut dan kontras yang dominan.
Warna lembut dan kontras merupakan motif batik gaya pesisiran, yang memunculkan kesan tegas dan lugas seperti karakter masyarakat Tegal.
Hm, perubahan itu pasti. Modifikasi juga lazim dilakukan. Namun, kalau menggerus ciri khas dan filosofi yang terkandung di dalamnya, apalah sebuah karya masih punya arti? (IB24/E03)