Inibaru.id - Semua kerepotan yang terjadi saat pandemi corona menyerang mengguratkan berbagai kisah. Dengan penuh haru sekaligus bangga, direktur RSUD KRMT Wongsonegoro dr Susi Herawati, M Kes, menceritakan bagaimana perjuangan petugas kesehatan selama penanganan wabah covid-19 ini.
"24 jam siaga mengontrol pasien covid-19," ungkapnya, Senin (30/3).
Setiap hari tenaga kesehatan harus memeriksa suhu badan pasien, memberi vitamin, dan masih banyak lagi. Atas dedikasi para dokter, dia mengungkapkan rasa bangganya. Lebih lanjut, perempuan ini membeberkan ruang gerak tenaga kesehatan yang terbatas karena menggunakan kostum APD.
Dr Susi tahu betul seperti apa rasanya menggunakan APD yang berlapis-lapis. Sungguh nggak nyaman, kata dia.
“Bayangkan, dengan pakaian yang tertutup, pengap dan minim sirkulasi udara tapi juga harus menangani pasien yang sakit pernafasan. Betapa susahnya,” jelasnya.
Dia juga menambahkan bahwa semua kesulitan ini harus dijalani karena panggilan profesi. Mereka harus siap dalam kondisi apa pun karena telah mengucapkan Sumpah Hippocrates.
Untuk melindungi para pejuang pandemi corona ini, pihak rumah sakit selalu berusaha menjaga ketersediaan APD. “Soalnya para petugas ini kan aset penting bagi kami. Kalau tidak ada mereka ya siapa lagi,” pungkasnya.
Dulu ketika APD minim, para petugas pernah hanya mengenakan jas hujan dan masker habis pakai yang dijemur lo, Millens.
Selain menjaga suplai APD, dr Susanti juga menyusun SOP yang ketat bagi para petugas kesehatan. Dalam SOP tersebut terdapat beberapa hal yang wajib dilakukan oleh para petugas setelah menangani pasien seperti menjaga kebersihan diri.
SOP ini harus dipatuhi semua petugas kesehatan di sana. Dr Eko Krisnarto, Wakil Direktur Umum RSUD KMRT Wongsonegoro pun melakukannya. Dia membeberkan kalau dirinya juga menerapkan pola hidup disiplin menjaga kebersihan karena sering berinteraksi dengan pasien covid-19.
Baca Juga:
Sudah Boleh Pulang, Begini Kisah Empat Pasien Covid-19 dari RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang“Di luar praktik saya pasti selalu mencuci tangan. Kemudian kalau pulang nggak boleh langsung memeluk keluarga. Pakaian juga langsung diganti. Sesuai standar penjagaan diri masyarakat sebetulnya. Tapi saya lebih ketat,” jelasnya.
Tampaknya semua jerih payah para petugas kesehatan di rumah sakit Wongsonegoro membuah hasil, Millens. Tepatnya Selasa (31/3), RSUD KMRT Wongsonegoro mengumumkan empat pasien telah diperbolehkan pulang karena hasil tes swap negatif corona.
Hingga artikel ini diturunkan, masih satu pasien positif yang dirawat di sana. Pencapaian ini tentu membuat semua pihak bahagia termasuk para petugas kesehatan.
Wah, ikut senang ya. (Audrian F/E05)