Inibaru.id – Ada ironi besar yang terjadi di Indonesia. Di tengah tingginya konsumsi tempe dan tahu di Tanah Air, produksi kedelai justru semakin menurun. Pemerintah pun bergantung pada kedelai impor untuk memenuhi kebutuhan ini.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) dan Food Monitor terungkap bahwa kebutuhan kedelai nasional Indonesia mencapai lebih dari 3,2 juta ton per 2020. Masalahnya, produksi kedelai lokal hanya 475 ribu ton pada tahun yang sama. Jauh banget, ya?
Ada alasan yang membuat banyak petani semakin enggan menanam kedelai. Yang paling utama sih karena harga jual setelah panen yang mengenaskan. Seorang petani di Grobogan Abdul Aris menyebut, idealnya harga jual kedelai yang didapat petani lebih dari Rp 10 ribu per kilogram. Sayangnya, yang didapat petani setiap kali panen raya justru lebih rendah dari itu.
“Pas panen raya bisa jadi hanya laku Rp 6 ribu – Rp 7 ribu,” keluh Aris, dikutip dari Kompas, (23/2/2022).
Janji Pemerintah kepada Petani Kedelai
Nggak pengin terus-terusan bergantung pada kedelai impor, pemerintah melalui Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Syailendra memastikan diri akan berperan dalam menetapkan harga beli kedelai lokal. Hal ini diharapkan bisa membuat petani mau kembali menanam kedelai sekaligus mendapatkan keuntungan saat panen.
“Disarankan kalau bisa kedelai lokal dibeli Rp 10 ribu per kilogram jadi petani semangat menanam. Kalau dia untung, pasti mau menanam,” ungkap Syailendra sebagaimana dikutip dari Republika, Selasa (11/20).
Nggak hanya ikut campur dalam penetapan harga, Kemendag juga bekerja sama dengan Perum Bulog akan menyerap hasil panen dari petani kedelai lokal. Hal ini berarti para petani bisa mendapatkan jaminan bahwa kedelainya bakal laku sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Syailendra juga menyebut harga kedelai yang ditetapkan pemerintah sudah cukup bersaing. Soalnya, harga landed price kedelai di tangan para importir ada di angka Rp 8 ribu – Rp 9 ribu per kilogram.
Meski harga kedelai lokal nantinya bakal lebih mahal dari harga kedelai impor, Syailendra menyebut pemerintah memang sudah berkomitmen untuk menurunkan ketergantungan dari kedelai impor.
Hal ini dibuktikan dengan ungkapan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa saat lalu. Dia menargetkan produksi kedelai nasional yang didanai APBN pada 2023 bakal naik 90 ribu ton menjadi 590 ribu ton.
Semoga saja inovasi pemerintah terkait harga kedelai ini bisa membuat petani kedelai semakin sejahtera, ya, Millens. (Arie Widodo/E10)