Inibaru.id - Kasus kecelakaan pesawat yang berkali-kali terjadi di Indonesia bikin banyak orang berpikir tentang alternatif lain demi menyelamatkan penumpang. Nah, salah satu ide yang muncul adalah penggunaan parasut untuk keselamatan penumpang pesawat komersial. Mungkinkah parasut ini disediakan satu per satu bagi para penumpang?
Sayangnya, ide untuk menyediakan parasut kepada penumpang pesawat ini nggak semudah yang dibayangkan, lo. Berikut adalah beberapa faktor yang membuatnya sulit untuk diwujudkan.
Ketinggian Pesawat saat Terbang
Para penerjun yang menggunakan parasut biasanya terjun pada ketinggian maksimal 15 ribu kaki. Kecepatan angin di ketinggian tersebut berkisar antara 120-170-an kilometer per jam. Hal ini sangat berbeda dengan ketinggian pesawat saat terbang yang jauh lebih tinggi. Tekanan udara dan kecepatan anginnya pun jauh lebih ekstrem.
Kalau penumpang terjun dengan parasut pada ketinggian tersebut, bisa mengalami kekurangan oksigen atau hipoksia. Nggak mungkin kan pesawat juga menyediakan tabung oksigen seperti yang dibawa para penyelam?
Parasut Punya Beban Berat
Parasut itu nggak ringan lo. Beratnya saja sekitar 18 kilogram. Bayangkan kalau di dalam satu pesawat harus tersedia parasut dalam jumlah yang cukup banyak. Pasti beban pesawat bakal semakin berat.
Penggunaan parasut juga nggak semudah pelampung yang sudah tersedia di bawah kursi pesawat. Ukuran parasut juga belum tentu sesuai dengan setiap penumpang. Ribet, ya?
Terjun Payung Hanya Bisa Dilakukan saat Cuaca Cerah
Kamu nggak bisa terjun dengan parasut saat cuaca buruk, Millens. Apalagi dari pesawat yang terbang dengan ketinggian 35 ribu kaki dan kecepatan mencapai 900 km per jam. Intinya, ini ide yang sangat buruk, deh.
Butuh Latihan Khusus untuk Memakai Parasut
Nggak sembarang orang bisa terjun dengan parasut tanpa pengetahuan dan latihan yang cukup. Menurut keterangan US Parachute Association (USPA), penerjun pemula bahkan harus belajar empat atau lima jam terlebih dahulu di daratan sebelum terbang. Mereka harus tahu cara mengendalikan parasut, seperti apa manuver tubuh yang tepat, dan cara berkomunikasi dengan tangan saat melayang di udara.
Jika asal terjun begitu saja, parasut nggak bisa dikendalikan dan bisa terbang ke segala arah. Bisa jadi malah mendarat di tempat yang berbahaya.
Tahu nggak kalau parasut sudah nggak ada lagi di pesawat komersial sejak 1920-an? Hanya, setelah melihat berbagai hal yang disebutkan di atas, kamu jadi mengerti kan mengapa ide menyediakan pesawat bagi penumpang pesawat komersial itu nggak tepat untuk keselamatan mereka, Millens? (Nat/IB28/E07)