Inibaru.id – Perayaan Hari Ibu di Indonesia berlangsung setiap 22 Desember. Pada tanggal itu, banyak anak yang memberikan pesan berupa ungkapan kasih sayang atau terima kasih kepada ibunya. Tapi, jika kita cermati, tanggal ini sangat berbeda dengan perayaan Mother’s Day internasional yang berlangsung pada hari Minggu kedua bulan Mei. Kok bisa, ya?
Sebelum jauh membahas tentang Hari Ibu di Indonesia, kita bahas dulu yuk Mother’s Day yang dirayakan secara Internasional. Kalau menurut informasi yang diungkap Britannica, perayaan ini dimulai pada 12 Mei 1907 di Amerika Serikat. Nah, perayaan ini kemudian diadopsi di banyak negara lain.
Pada hari itu, banyak orang yang memberikan kartu ucapan dan hadiah kepada ibu. Mirip-mirip dengan perayaan Hari Ibu di Indonesia, ya?
Yang nggak banyak orang ketahui adalah, sejarah Hari Ibu di Indonesia lebih dari sekadar upaya untuk mengingat para ibu yang berjasa kepada kita. Nyatanya, perayaan ini terkait dengan gerakan politik nasional pada masa penjajahan Belanda.
Semua bermula dari Kongres Perempuan Indonesia yang kali pertama berlangsung pada 22-28 Desember 1928. Dalam kongres ini, banyak tokoh-tokoh pergerakan perempuan yang saling berdiskusi. Tujuannya, mereka juga pengin memberikan peran dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Lebih dari itu, mereka juga memperjuangkan hal lain seperti penghapusan kawin paksa, pengadaan sekolah untuk kaum perempuan, beasiswa bagi kaum perempuan agar bisa mengenyam pendidikan, hingga upaya untuk menekan angka perkawinan anak.
Dari konser itulah, terbentuk Perikatan Perkumpulan Perempuan Indonesia (PPPI). Wadah inilah yang diharapkan jadi tempat perempuan Indonesia berkumpul dan berjuang bersama.
Tujuh tahun kemudian, tepatnya pada 20-24 Juli 1935, Kongres Perempuan Indonesia II digelar di Jakarta. Pada kongres ini, terbentuk Badan Pemberantasan Buta Huruf (BPBH). Selain itu, PPPI juga memperjuangkan keadilan bagi buruh-buruh perempuan yang diperlakukan kurang layak di perusahaan batik di Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Karena dianggap punya peran besar bagi perjuangan para perempuan di Indonesia, pemerintahan Orde Lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno pun memutuskan untuk menjadikan tanggal Kongres Perempuan Indonesia I, yaitu 22 Desember menjadi Hari Ibu. Meski perayaan ini nggak membuatnya jadi hari libur, tanggal ini kemudian jadi ikonik dan dirayakan setiap tahun oleh banyak orang di Tanah Air.
“Hari Ibu diharapkan jadi daya ungkit bagi semua pihak, khususnya pemangku kebijakan dan masyarakat agar lebih memperhatikan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan,” ungkap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Bintang Darmawanti sebagaimana diungkap dalam rilis resmi KemenPPPA pada Kamis (21/12/2023).
Sekarang sudah paham kan kenapa tanggal perayaan Hari Ibu Nasional dan Internasional berbeda? Omong-omong, sudah ngucapin selamat ke ibumu pada hari ini, belum, Millens? (Arie Widodo/E05)