Inibaru.id - Menonton video animasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menurutnya kentara sekali menggunakan bantuan kecerdasan buatan (AI), Yusuf Subiyanto mengaku kecewa. Dia sedih melihat pemerintah memilih menggunakan AI ketimbang menggunakan jasa animator lokal.
Sebagai desainer pemula yang baru saja terjun ke dunia animasi, pemuda yang akrab disapa Subi itu sebetulnya merasa tahu diri bahwa dirinya nggak punya hak untuk berkomentar, apalagi mengkritik. Dia paham, membuat animasi menggunakan AI juga bagian dari kreativitas.
"Yang saya nggak paham justru komentar Meutya Hafid (Menteri Komdigi) yang mengatasnamakan kreativitas. Itu melukai hati saya," terangnya, Rabu (19/2/2025). "Tapi, saya nggak masalah. Pertanyaan saya sebetulnya lebih ke, apa efisiensi anggaran segitunya sampai nggak bisa bayar jasa animator lokal?"
Apa yang dirasakan Subi sebetulnya juga sempat dilontarkan sejumlah warganet saat iklan MBG berdurasi 38 detik itu diunggah ke publik beberapa hari lalu. Iklan berupa video animasi itu memperlihatkan sosok mirip Presiden Prabowo Subianto tengah membagikan makanan ke para siswa.
Komentar Kementerian Komdigi
Sejumlah kejanggalan pada video animasi seperti jari-jari yang kadang jadi transparan atau wadah makanan yang bentuknya kurang beraturan serta acap bergoyang membuat siapa pun bisa melihat bahwa iklan yang kali pertama diunggah di media sosial Komdigi pada awal Februari ini menggunakan bantuan AI.
Iklan ini kian mendapatkan sorotan setelah diunggah ulang oleh Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman Fahri Hamzah serta Menteri Komdigi Meutya Hafid di akun pribadi mereka.

Menanggapi hal ini, Meutya Hafid mengatakan, penggunaan kecerdasan buatan merupakan bagian dari eksplorasi kreatif dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Menurutnya, hal itu hanyalah bagian dari bentuk kreativitas.
"Kami ada berbagai metode selain animasi berbasis AI. Kami juga ada banyak iklan masyarakat dalam bentuk lain (selain animasi AI),” kata Meutya di Jakarta, Selasa (18/2).
Tidak Ada Komentar terkait Efisiensi Anggaran
Sehari sebelumnya, hal serupa juga sempat dilontarkan Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria. Dia mengatakan, penggunaan AI dalam pembuatan video animasi bukanlah suatu hal yang salah. Penggunaan AI hanyalah bentuk kreativitas kementerian.
"Saya kira tidak salah menggunakan AI untuk pekerjaan kreatif," kata Nezar di Kantor Komdigi pada Senin (17/2). "Penggunaan AI saat ini sudah banyak digunakan di industri kreatif lain seperti pembuatan iklan, film animasi, dan banyak lagi."
Dia menegaskan bahwa iklan berbentuk animasi yang dibuat dengan bantuan AI hanyalah salah satu karya yang dibuat Komdigi. Selain itu juga ada karya-karya lain dengan tools yang berbeda pula, termasuk yang dihasilkan tanpa bantuan AI.
Lalu, apakah penggunaan AI merupakan bagian dari upaya menghemat anggaran sebagai imbas dari kebijakan efisiensi anggaran yang sedang dilakukan pemerintah? Terkait hal ini, Nezar memilih nggak memberikan komentar apapun. (Siti Khatijah/E07)