inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Menghitung Sisa Usia dengan 'Kalkulator Kematian' Berbasis Kecerdasan Buatan
Sabtu, 30 Des 2023 17:00
Penulis:
Arie Widodo
Arie Widodo
Bagikan:
Ilustrasi: Kalkulator AI yang bisa memprediksi kematian. (Wpoc.iheart)

Ilustrasi: Kalkulator AI yang bisa memprediksi kematian. (Wpoc.iheart)

Berbasis kecerdasan buatan, peneliti asal Denmark menciptakan kalkulator kematian untuk menghitung sisa usia manusia. Wah!

Inibaru.id – Penggunaan kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) semakin marak di berbagai sendi kehidupan, khususnya di dunia kerja. Namun, pernahkah terpikir kalau AI juga bisa dipakai untuk memprediksi kematian?

Meski tampak mustahil, penelitian tentang ini sudah ada, lo. Salah satunya adalah riset yang dilakukan oleh Sune Lehmann dkk dari Technical University of Denmark. Menggunakan teknologi yang juga dipakai ChatGPT, mereka menemukan algoritma bernama Live2vec.

Yang menarik, algoritma ini diyakini mampu menganalisis berbagai hal dalam kehidupan manusia dari lahir hingga meninggal, termasuk beberapa detail seperti pendapatan, profesi, riwayat kesehatan, hingga tempat tinggalnya.

Berbagai detail inilah yang dipakai para peneliti tersebut untuk memprediksi sampai kapan seseorang bisa bertahan hidup. Lehmann mengatakan, kendati terasa kontroverisal, sebenarnya sudah sejak dulu manusia memprediksi kematian, contohnya adalah apa yang dilakukan perusahaan asuransi.

Akurasi hingga 78 Persen

Ilustrasi: Kalkulator kematian ini disebut-sebut memiliki akurasi 78 persen untuk memprediksi kapan seseorang bisa meninggal. (Dompetdhuafa/Muthohar)
Ilustrasi: Kalkulator kematian ini disebut-sebut memiliki akurasi 78 persen untuk memprediksi kapan seseorang bisa meninggal. (Dompetdhuafa/Muthohar)

Dikutip dari The Post, Selasa (26/12/2023), Lehmann memaparkan, algoritma Live2vec menganalisis berbagai detail kehidupan dan rangkaian peristiwa hidup manusia untuk memprediksi angka harap hidup.

"Akurasi (dari prediksi tersebut) hingga 78 persen,” cetus Lehmann yang juga mengatakan bahwa Lice2vec sudah diujicobakan pada sejumlah responden.

Dalam penelitiannya, Lehmann mengumpulkan data hidup para responden untuk memprediksi siapa saja yang tutup usia pada 2020 lalu. Hasilnya, terungkap bahwa orang yang lebih berpotensi mati lebih dini adalah laki-laki, memiliki masalah kesehatan mental, dan yang memiliki profesi terampil.

Sementara, mereka yang cenderung berumur panjang adalah yang punya penghasilan cukup besar atau jabatan tinggi. Namun, kendati mengklaim hasil penelitian mereka akurat, Lehmann dkk memilih untuk nggak membeberkan waktu kematian agar nggak membebani pikiran responden.

Hm, penelitian yang menarik ya, Millens. Kalau nantinya kalkulator kematian ini bisa dipakai untuk umum, kira-kira kamu bakal berani memakainya nggak, ya? (Arie Widodo/E03)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved