inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Menelisik Tradisi Moci yang Masih Kuat di Tegal
Jumat, 29 Des 2023 09:00
Penulis:
Bagikan:
Teh poci dan budaya moci masih kuat di Tegal. (Wikipedia/Gunawan Kartapranata)

Teh poci dan budaya moci masih kuat di Tegal. (Wikipedia/Gunawan Kartapranata)

Di Tegal, teh lebih dari sekadar minuman. Di sana, nggak pas rasanya kalau yang diminum bukanlah teh poci. Tradisi moci pun masih kuat dipertahankan warga setempat.

Inibaru.id – Dengan menyebut istilah teh poci saja, kita sudah tahu kalau teh ini berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Tapi, di sana teh poci bukanlah semata produk teh yang cukup laris di Tanah Air. Di Tegal, ada tradisi moci yang masih dijunjung kuat warganya, Millens.

Moci adalah sebutan untuk minum teh poci. Jika di tempat-tempat lain kebiasaan minum teh dilakukan dengan sesederhana minum segelas teh yang sebelumnya diseduh dengan air panas, warga Tegal beda. Kurang pas bagi mereka kalau teh yang mereka minum nggak diseduh di dalam poci. Hal ini berlaku baik itu di rumah, warung, hingga di restoran.

FYI, poci adalah semacam wadah dari tanah liat yang bentuknya mirip dengan kendi namun dengan ukuran yang lebih kecil. Sebagai pelengkap dari poci, ada pula cangkir kecil yang juga terbuat dari bahan yang sama. Pada cangkir kecil itulah, teh disajikan.

Nggak hanya tempat menyeduh dan menyajikan teh ala Tegal yang unik, rasa tehnya juga harus "wasgitel" yang bermakna wangi, panas, sepet, legi, serta kenthel (kental). Aroma wangi khas dari teh poci ini berasal dari bunga melati yang juga biasanya didapatkan dari perkebunan yang ada di Tegal, Pemalang, atau Brebes.

Tradisi Sejak Zaman Belanda

Teh poci khas Tegal masih eksis sampai sekarang. (Twitter/indosatim3)
Teh poci khas Tegal masih eksis sampai sekarang. (Twitter/indosatim3)

Tradisi moci alias minum teh poci di Tegal ini bisa kita runtut sejak zaman penjajahan Belanda. Meski begitu, bukan Belanda yang memperkenalkan teh kepada masyarakat Tegal, melainkan para pedagang dari Tiongkok pada abad ke-17.

Kala itu, banyak pedagang yang membawa teh ke Tegal yang memiliki pelabuhan yang cukup besar. Selain memperkenalkan teh yang kemudian bisa ditanam di Tegal, para pedagang dari Tiongkok ini juga memperkenalkan budaya minum teh yang nikmat.

Meski begitu, masa tanam paksa bisa dikatakan memengaruhi kemunculan rasa teh wasgitel pada teh poci khas Tegal. Selain membuat kebun teh di sekitar Tegal semakin luas, pabrik-pabrik gula bermunculan di Tegal, Brebes, Pemalang, dan Pekalongan pada dekade 1910-an. Gula-gula dari pabrik itulah yang kemudian dikombinasikan dengan teh dan melati yang kemudian menciptakan rasa khas teh poci.

Keunikan lain dari budaya moci di Tegal adalah poci-poci nggak dicuci bersih. Maksudnya, poci yang terbuat dari tanah liat yang sebelumnya dipakai untuk menyeduh biasanya nggak dicuci terlalu besih. Ampas teh sebelumnya memang dibuang. Tapi, sisa teh yang jadi kerak dan membuat dasar dari bagian dalam poci jadi gelap tersebut dianggap bikin rasa teh yang diseduh berikutnya jadi semakin nikmat.

Bahkan, ada kepercayaan bahwa semakin tua usia sebuah poci, semakin sering dipakai untuk menyeduh teh, semakin mantap pula rasa dan aroma teh yang dihasilkan dari poci tersebut.

Budaya minum teh poci masyarakat Tegal ini memang patut kita coba ya, Millens? Benarkah teh di sana jauh lebih nikmat daripada teh bikinan kita di rumah? (Arie Widodo/E10)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved