inibaru indonesia logo
Beranda
Pasar Kreatif
Jurus Copy Writing Anti-garing ala Shanti Ruwyastuti
Minggu, 10 Sep 2023 18:00
Bagikan:
Shanti Ruwyastuti tengah menyampaikan materi tentang tips bikin caption anti-garing di Santrendelik Semarang pada Sabtu, 9 September 2023. (Istimewa)

Shanti Ruwyastuti tengah menyampaikan materi tentang tips bikin caption anti-garing di Santrendelik Semarang pada Sabtu, 9 September 2023. (Istimewa)

Waktu yang dihabiskan untuk memikirkan gambar yang akan diunggah ke medsos umumnya lebih lama ketimbang caption yang bakal ditulis. Padahal, keterangan gambar atau copy writing yang menarik juga penting, sebagaimana diungkapkan Shanti Ruwyastuti.

Inibaru.id - Meski terlihat mudah, menulis takarir (caption) pada keterangan gambar atau video di media sosial seperti Instagram sejatinya bukanlah perkara sederhana, terlebih kalau kamu menjadikannya sebagai lapak jualan.

Dalam dunia kreatif, kemampuan menulis caption ini dikenal sebagai copy writing. Belakangan, seiring dengan maraknya penggunaan medsos di kalangan anak muda, pelatihan copy writing juga hampir selalu dijejali peserta; termasuk yang digelar Santrendelik Semarang beberapa waktu lalu.

Oya, untuk yang belum tahu, Santrendelik adalah sebuah pesantren kontemporer yang berlokasi di bilangan Kalialang, Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Kendati bertajuk pesantren, kelompok kajian yang santrinya didominasi mahasiswa ini juga rutin menggelar pelatihan soft skill, nggak terkecuali copy writing.

Digelar pada Sabtu (9/9/2023), pelatihan yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB itu menghadirkan sosok Shanti Ruwyastuti, Kepala Pusat Pengembangan Riset, Inovasi, dan Kurikulum Media Academy. Selama dua jam penuh, mantan petinggi Metro TV ini banyak bicara tentang gimana cara menggabungkan unsur jurnalistik dalam copy writing di medsos.

Bahasa yang Komunikatif

Menceritakan ide dengan bahasa yang komunikatif menjadi salah satu cara membuat caption anti-garing. (Istimewa)
Menceritakan ide dengan bahasa yang komunikatif menjadi salah satu cara membuat caption anti-garing. (Istimewa)

Di hadapan puluhan anak muda, Shanti mengawali obrolan dengan bercerita tentang pengalaman panjangnya menggeluti dunia jurnalistik, mulai dari menjadi reporter di AS hingga turut andil dalam kelahiran dan perjalanan Metro TV sampai sekarang.

Dalam menulis, Shanti mengungkapkan, dia selalu memikirkan gimana cara menceritakan ide di otak dengan bahasa yang komunikatif agar mudah dipahami pembaca. Hal itu pula yang menjadi dasar dari copy writing versinya.

“Pikirkan ide yang relevan dengan foto atau video yang mau diunggah, lalu ceritakan dengan bahasa yang komunikatif agar menarik untuk dibaca,” tutur penyandang gelar Master Produksi Penyiaran dari Boston University ini.

Terus, agar menarik, Shanti menjelaskan, caption tertentu sebaiknya juga memasukkan unsur jurnalistik seperti 5W1H (what, who, where, when, why, how). Inilah yang membedakan antara fakta dengan hoaks.

“Agar diksi yang dipakai kaya dan informasinya lengkap, kita sebaiknya juga rajin membaca karya sastra serta berita,” lanjutnya di hadapan peserta pelatihan bertajuk Jurus Copy Writing Sinting ini.

Menulis saat Mood Sedang Enak

Puluhan peserta tampak antusias mengikuti pelatihan copy writing yang menghadirkan mantan Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV Shanti Ruwyastuti. (Istimewa) 
Puluhan peserta tampak antusias mengikuti pelatihan copy writing yang menghadirkan mantan Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV Shanti Ruwyastuti. (Istimewa)

Perempuan yang pernah menjabat sebagai Wakil Pemimpin Redaksi Metro TV tersebut mengungkapkan, mood sangatlah berperan dalam baik buruknya tulisan. Maka, Shanti menyarankan, saat menulis sebaiknya mood sedang enak.

“Penulis itu seperti koki yang hasil masakannya sangat dipengaruhi mood,” tuturnya. “Mood bisa dibangun dengan bermacam cara, misal dengan mendengarkan musik. So, don’t worry and be happy!

Selain mood sedang enak, Shanti menambahkan, emosi juga harus stabil. Jangan posting sesuatu saat marah atau menumpahkan kekecewaan terhadap seseorang di medsos karena jejak digital bisa menentukan masa depan kita.

“Story telling yang baik datang dari kondisi emosi yang stabil,” tegasnya.

Terakhir, Shanti mengingatkan, jangan malas meninjau ulang tulisan yang sudah dibuat sebelum diunggah ke medsos. Diksi yang kurang menarik bisa diedit, fakta yang keliru bisa dibetulkan, dan bahasa yang kurang komunikatif bisa dibenahi.

“Menulis itu butuh pembiasaan diri. Maka, teruslah berlatih dan evaluasi agar postingan berikutnya lebih baik,” tandas perempuan berambut sebahu ini, yang segera disambut tepuk tangan seluluh peserta pelatihan.

Wah, ilmu yang menarik banget ya, Millens? Coba cek caption medsosmu, sudahkah seperti yang disarankan Mbak Shanti ini? (Siti Khatijah/E03)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved