inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Serunya Tradisi Larung Sesaji di Waduk Cacaban Tegal
Senin, 29 Jul 2024 17:42
Penulis:
Bagikan:
Tradisi larung sesaji bernama Sedekah Waduk Cacaban di Tegal. (Ayo Tegal/Dwi Ariadi)

Tradisi larung sesaji bernama Sedekah Waduk Cacaban di Tegal. (Ayo Tegal/Dwi Ariadi)

Dalam tradisi Sedekah Waduk Cacaban ini, kepala kerbau dilarung ke waduk lo. Apa sih makna dari penggunaan kepala kerbau ini?

Inibaru.id – Salah satu waduk terbesar dan terpenting di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah adalah Waduk Cacaban. Maklum, waduk yang beroperasi sejak 1959 tersebut menjadi sumber air bagi lebih dari 24 ribu hektare lahan pertanian di sana. Waduk ini juga jadi penyuplai kebutuhan air bagi Pabrik Gula Pangkah yang sudah eksis sejak zaman penjajahan Belanda.

Nah, karena dianggap memberikan banyak manfaat bagi kehidupan banyak orang, warga Tegal pun rutin menggelar tradisi larung sesaji di waduk yang berjarak kurang lebih 30 kilometer ke arah selatan dari pusat kota Tegal tersebut. Nah, untuk tahun ini, tradisi yang diberi nama resmi Sedekah Waduk Cacaban digelar pada hari ini, Senin (29/7/2024).

Penyelenggaraan tradisi yang berpusat di waduk yang masuk wilayah Desa Penujah, Kecamatan Kedungbanteng tersebut adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tirta Wijaya Kusuma Daya Tarik Wisata (DTW) Waduk Cacaban dan Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Tegal.

Kalau menurut Kepala Disporapar Kabupaten Tegal Ahmad Uwas Qoroni tema dari tradisi yang digelar sebagai wujud syukur terhadap berkah dan rezeki yang diberikan Tuhan YME pada tahun ini adalah Gemah Ripah Loh Jinawi. Tata Titi Tentrem Kerta Raharja.

“Tradisi ini adalah sebagai wujud syukur atas berkah yang diberikan oleh Allah SWT,” ucapnya sebagaimana dinukil dari Tribunnews, Senin (29/7).

Yang dilarung dalam tradisi Sedekah Waduk Cacaban adalah kepala kerbau. (Disway/Hermas Puwadi)
Yang dilarung dalam tradisi Sedekah Waduk Cacaban adalah kepala kerbau. (Disway/Hermas Puwadi)

Nah, dalam tradisi larung sesaji ini, yang dilarung ke waduk adalah kepala kerbau, Millens. Mengapa kepala kerbau? Ternyata hewan ini dipilih sebagai pengingat bahwa manusia punya banyak sifat dan perilaku yang merusak. Nah, kepala kerbau yang dilarung adalah simbol dari dihilangkannya sifat merusak dan kebinatangan pada manusia, khususnya warga yang selama ini membutuhkan air dari waduk untuk berbagai kebutuhan.

“Semoga dengan adanya acara ini, warga tetap menjalin silaturahmi dengan baik dan bekerja sama dalam merawat dan menggunakan Waduk Cacaban,” kata Ahmad.

O ya, sebenarnya tradisi ini sudah digelar sejak Minggu (28/7) malam, Millens. Kala itu, warga menggelar acara doa bersama. Barulah pada keesokan harinya, acara puncak tradisi larung sesaji digelar. Berturut-turut setelah melakukan kirab gunungan, digelar acara ngalap berkah gunungan, melarung kepala kerbau, dan kemudian hiburan rakyat.

Khusus untuk acara ngalap berkah gunungan, warga berebut berbagai hasil bumi seperti sayuran dan produk-produk teh asli Tegal. Banyak yang percaya jika mereka yang mampu mendapatkan hasil bumi bakal diberkahi dengan banyak rezeki.

Wah, seru juga ya tradisi larung sesaji di Waduk Cacaban Tegal. Nggak ada salahnya nih kita ikut meramaikannya pada acara tahun berikutnya, Millens. Setuju? (Arie Widodo/E05)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved