Inibaru.id – Nama Pudakpayung nggak hanya dikenal oleh warga Kota Semarang, melainkan juga bagi warga Ungaran, Kabupaten Semarang. Maklum, kelurahan yang masuk wilayah Kecamatan Banyumanik ini ada di perbatasan antara kedua wilayah tersebut
Sekilas, nama Pudakpayung biasa-biasa saja. Khas nama daerah di wilayah Jawa Tengah pada umumnya. Tapi, kamu tahu nggak kalau sejarah penamaan Pudakpayung terkait dengan sebuah tempat bersejarah, yaitu Sendang Gede Pucung. Seperti apa ya ceritanya?
Kamu bisa menemukan Sendang Gede Pucung di RW VIII Kelurahan Pudakpayung. Kata ‘gede’ pada nama sendang ini bermakna mata air yang keluar cukup besar dan melimpah. Sementara itu, kata ‘pucung’ bisa bermakna pohon kepayang, burung bangau berwarna putih yang berukuran kecil, serta gambaran kehidupan manusia di alam kubur, Millens.
Konon, Sendang Gede Pucung ditemukan oleh tokoh masyarakat zaman dahulu, yaitu Nyai Tayem. Makamnya sendiri bisa kamu lihat nggak jauh dari sendang tersebut. Sejak kali pertama ditemukan, air di sendang ini nggak pernah kering meski di tengah musim kemarau sekalipun dan dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat sekitar.
“Air dari Sendang Gede Pucung nggak pernah kering. Airnya pun bisa dimanfaatkan masyarakat setempat,” ungkap warga Pudakpayung Sunarmin sebagaimana dinukil dari Instagram @semarangpemkot, Jumat (14/7/2023).
Lantas, bagaimana bisa Sendang Gede Pucung jadi inspirasi penamaan Pudakpayung? Kalau menurut Sunarmin, hal ini gara-gara di sekitar sendang banyak tanaman pandan. Nah, bunga dari tanaman pandan ini disebut dengan istilah pudak.
“Bentuk bunga pudak mirip seperti payung. Dari situlah penamaan Pudakpayung,” jelas Sunarmin.
Karena memberikan berkah bagi banyak orang dan terkait dengan tokoh yang dihargai pada zaman dahulu, warga setempat pun rutin menggelar sejumlah tradisi di Sendang Gede Pucing setiap tahunnya. Sebagai contoh, setiap kali Jumat Pahing bulan Syaban, warga menggelar tradisi Nyadran dan Nguras Sendang Gede.
Pada tradisi yang disebut terakhir, nggak hanya pembersihan sendang yang dilakukan warga setempat secara bersama-sama, juga ada ritual penyembelihan ayam, lo. Ayam-ayam ini kemudian dimasak dan dimakan bersama-sama oleh warga setempat.
Menarik banget ya, Millens, sejarah penamaan Pudakpayung yang ternyata terkait dengan Sendang Gede Pucung, tepatnya tanaman pandan yang ada di sekitarnya. Kamu sendiri, pernah main ke sendang ini, belum? (Arie Widodo/E05)