Inibaru.id – Nggak jauh dari Stasiun Tegal, tepatnya di Jalan Pancasila yang menghubungkan stasiun kereta api tersebut menuju Alun-alun Kota Tegal, kamu pasti bakal melihat sebuah menara air yang cukup mencolok karena ukurannya yang cukup besar. Warga setempat menyebutnya sebagai Waterleiding Tegal.
Kalau kamu kira Waterleiding Tegal adalah bangunan baru, nggak tepat, Millens. Pasalnya, bangunan ini sudah eksis sejak zaman kolonial. Keberadaan bangunan ini seperti melengkapi berbagai bangunan infrastruktur penting untuk menunjang kehidupan masyarakat urban pada masa itu.
Asal kamu tahu saja ya, Tegal pada zaman dahulu dianggap sebagai salah satu kota terpenting di wilayah Pantura. Nggak hanya dilewati jalur kereta api utama, Tegal juga punya pelabuhan yang jadi lokasi banyak kapal membawa hasil bumi dari berbagai wilayah di sekitar Tegal. Wajar jika perkembangan kota ini pada zaman penjajahan Belanda sangatlah pesat.
Bangunan yang juga dikenal dengan nama lain Menara Air PDAM Kota Tegal itu dibangun pada 1931. Meski begitu, jika kita menilik plakat yang ada di pintu gerbang bangunan tersebut, tertulis bahwa bangunan ini baru diresmikan pada 5 Maret 1932.
Kala itu, menara air dianggap sangat dibutuhkan sebagai pemasok air bersih bagi orang-orang Belanda dan negara Eropa lainnya yang tinggal di pusat kota Tegal dan di dekat kawasan Pabrik Gula Pangkah.
“Pembangunan infrastruktur di Tegal kala itu cukup masif, dari bangunan-bangunan perbankan, sektor industri, dan kemudian instalasi air bersih,” ucap salah seorang sejawaran bernama Wijanarto sebagaimana dinukil dari Jateng Tribunnews, Jumat (30/7/2021).
Nggak hanya di pusat kota Tegal, sebenarnya ada dua menara air lain yang dibangun di Kabupaten Brebes. Tapi, ukurannya jauh lebih kecil dari Waterleiding Tegal. Apalagi, secara arsitektur, menara air di Tegal sangat menarik karena mirip seperti Menara Pisa Italia.
“Yang hebat, pipa baja yang dipakai untuk menyalurkan air bersih dari menara air tersebut masih dipaaki hingga sekarang,” lanjut Wijanarto.
Yang pasti, bangunan ini jadi saksi bisu perjuangan warga Tegal saat masa perang mempertahankan kemerdekaan. Dengan ketinggian mencapai 30 meter, kala itu bangunan ini jadi yang tertinggi di Tegal sehingga dijadikan lokasi untuk mengibarkan bendera Merah Putih di puncaknya. Hal ini menjawab keraguan masyarakat Tegal kala itu yang masih belum benar-benar yakin bahwa Indonesia memang sudah merdeka.
Menarik banget ya sejarah tentang Waterleiding Tegal ini? Karena arsitektur bangunannya sangat menarik, cocok banget lo kalau kamu mau foto-foto saat sedang main ke sana, Millens. (Arie Widodo/E05)