Inibaru.id - Sobat Millens pasti sudah nggak asing lagi dengan tradisi Selawatan, kan? Di Purbalingga, Jawa Tengah, selawatan ini menjadi tradisi yang masih dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat muslim di sana, lo.
Selawatan atau masyarakat Purbalingga, Jawa tengah, biasa menyebutnya dengan Slawatan merupakan salah satu kreasi musikal yang dilengkapi syair.
Kamu perlu tahun nih, syair-syair yang dilantunkan itu berasal dari kitab Al-Barzanji. Oleh lidah orang Jawa, kata itu diucapkan “Berjanji” atau “Berjanjen” atau “Perjanjen”. Seperti ditulis laman nu.or.id, Al-Barzanji adalah karya tulis berupa prosa dan sajak yang berisi tentang biografi nabi Muhammad, mencakup nasab (silsilah) kehidupan nabi Muhammad dari masa kanak-kanak hingga menjadi rasul.
Baca juga:
Mengundang Bidadari Turun dan Menari Bersama Sintren
Mereka Mengawinkan Sepasang Poci
Nggak hanya itu, kitab Barzanji ini juga berisi akan peristiwa-peristiwa penting dan sifat-sifat mulia yang dimiliki oleh nabi Muhammad. Wajars aja, Slawatan ini dapat menjadi motivasi dan inspirasi keteladan bagi para muslim yang bersungguh-sungguh memahaminya.
Oya, tradisi Slawatan ini paling banyak dijumpai ketika menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. Di wilayah Purbalingga, tradisi ini sering dijadikan sebagai acara besar yang rutin diselenggarakan setiap tahun, seperti salawat berjamaah dengan mendatangkan pelbagai ulama. “Melalui kegiatan ini, kami berharap kerukunan antarumat di Purbalingga akan semakin terjaga. Demikian juga, aspek keimanan umat Islam juga akan semakin kokoh,” kata Tasdi, Bupati Purbalingga, dilansir dari republika.co.id (05/04/2017).
Karena Slawatan seperti sudah menjadi ciri khas masyarakat muslim, tradisi ini juga kerap diselenggarakan pada upacara kelahiran, akikah, pernikahan, syukuran, dan perayaan lainnya.
Baca juga:
Barongan Tegal dan Histeria Penonton
Dakon, Permainan Tradisional yang Hampir Punah
Oya, Slawatan umumnya disajikan dengan tabuhan terbang atau rebana. Kamu pasti sudah kenal isntrumen itu, kan? Itu lo, alat musik khas Timur Tengah yang dimainkan dengan cara dipukul. Nah, alat musik ini biasa dimainkan oleh beberapa orang dengan masing-masing orang memainkan terbang dengan ukuran yang berbeda-beda. Setiap jenis terbang itu menghasilkan suara yang berbeda-beda pula sehingga alunan musiknya lebih semarak. Wah, meriahnya….
Tradisi yang mengandung nilai-nilai postif seperti ini harus terus dilestarikan nih, Millens. Jadi, sudahkah kamu melestarikan tradisi di daerahmu? (CUT/SA)