Inibaru.id - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan, teknologi penginderaan jarak jauh (remote sensing) bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kelautan dan cocok untuk diterapkan pada kondisi geografis Indonesia.
Teknologi itu, sebagaimana diberitakan Beritagar, Jumat (20/10/2017), bisa digunakan untuk mencari, memantau, mengelola, dan memanfaatkan sumber daya kelautan secara berkelanjutan.
Baca juga: N-219 Banyak Diminati Negara-negara ASEAN
“Keunggulan teknologi ini dapat mendeteksi benda di bawah permukaan air atau menembus air hingga kedalaman tertentu,” ungkap Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB) Prof Setyo Budi Susilo.
Ia mengatakan, Indonesia merupakan negara maritim dengan 17 ribu pulau. Kondisi geografis ini menjadi tantangan bagi para peneliti untuk mencari teknologi yang tepat dan relatif efisien.
Sejauh ini Lapan menggunakan wahana satelit atau pesawat untuk pemantauan permukaan bumi. Teknologi tersebut dapat diandalkan untuk pelestarian lingkungan, termasuk mengawasi perkebunan ganja hingga mendeteksi titik api kebakaran lahan.
Deputi Bidang Penginderaan Jauh Lapan, Orbita Roswintiarti, dalam Seminar Nasional Penginderaan Jauh 2017 (Sinas Inderaja 2017) mengatakan, teknologi ini ini memiliki cakupan pengamatan yang luas, informasi aktual, waktu perolehan cepat, dan memiliki data historis sangat baik.
“Teknologi penginderaan jauh dengan wahana satelit telah berkembang dengan pesat, dengan resolusi spasial tinggi mencapai 0,31 meter,” terangnya.
Selain itu, dia menjelaskan, teknologi tersebut juga dapat merekam data setiap hari. Bahkan, lanjutnya, satelit pengamatan cuaca dapat diterima setiap setengah jam sekali.
Baca juga: Aplikasi Crowdhelping Indonesia Raih Juara di Korsel
Saat ini, Lapan melalui Stasiun Bumi Penginderaan Jauh yang berada di Parepare (Sulawesi Selatan), Rumpin (Jawa Barat), dan Pekayon (Jakarta) menerima data penginderaan jauh resolusi sangat tinggi (50 sentimeter), resolusi tinggi (1,5 meter), resolusi menengah (15-30 meter), dan resolusi rendah (lebih dari atau sama dengan 250 meter).
Penginderaan jarak jauh melalui satelit sudah berkembang sejak 1970 saat satelit National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) kepunyaan AS mulai beroperasi untuk keperluan lingkungan dan cuaca.
Sementara, satelit sumber daya alam perdana yang diluncurkan adalah Earth Resources Technology Satellite (ERTS) milik NASA pada 1972. Satelit ini berubah nama menjadi Landsat 1 yang merupakan satelit pertama dari satelit-satelit seri Landsat. (GIL/SA)