inibaru indonesia logo
Beranda
Kulinary
Nasi Ulam Bunga Telang, Kuliner Unik Lambang Kebhinekaan
Jumat, 17 Mei 2019 20:00
Penulis:
Zulfa Anisah
Zulfa Anisah
Bagikan:
Nasi ulam dengan lauk dan topping lengkap sebelum dicampur. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Nasi ulam dengan lauk dan topping lengkap sebelum dicampur. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Kuliner istimewa satu ini dikenal dengan nasi ulam. Sisi keistimewaannya bukan cuma dari warna nasi yang menarik atau lauk yang memanjakan lidah, tapi juga nilai filosofis di dalamnya.

Inibaru.id - Lain dengan nasi tumpeng atau nasi ingkung, nasi ulam punya varian topping dan lauk yang berbeda. Ada berbagai sayuran seperti wortel serta daun bawang, kedelai sangrai, ikan asin, dan satai lilit. Nggak cuma itu, nasi ulam juga disertai berbagai macam sambal seperti sambal kelapa, sambal goreng ati dan sambal kecombrang. Pangsit dan emping melinjo pun menambah kelezatan nasi ulam. Yang unik, nasi ini disajikan dengan beberapa bunga telang utuh yang bisa langsung dimakan.

Nasi ulam berwarna biru yang unik. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Menariknya, nasi ulam berwarna biru muda. Konon, warna nasi yang nggak biasa ini melambangkan keanekaragaman suku dan etnis di Indonesia. Benar juga ya.

Untuk menyantap kuliner ini, kamu nggak bisa pilih-pilih lauk, Millens! Semua elemen harus dicampur sehingga merata. Buatmu penganut mazhab bubur nggak diaduk, kamu harus rela makanan yang cantik ini diaduk rata ya. Eits, jangan takut. Setelah tercampur rata pun, nasi ulam akan tetap bercita rasa  istimewa.

Nasi ulam yang sudah dicampur tanpa kehilangan kelezatannya. (Inibaru.id/ Zulfa Anisah)

Dalam satu suapan nasi ulam, kamu akan merasakan sensasi pedas, gurih, wangi, sedap, dan crunchy. Oh iya, lauk nasi ulam ini berupa satai lilit yang melambangkan persatuan bangsa yang melekat erat seperti satai lilit. Akan lebih sedap jika kamu menikmatinya pakai tangan kosong.

Peserta acara Mengenang Mei 1998 antusias mencoba kelezatan nasi ulam. (Inibaru/ Zulfa Anisah)

Nasi ini juga turut dihidangkan saat acara "Mengenang Mei 1998" yang diadakan di Aula Rasa Dharma, Sabtu (11/5). Meski warga keturunan Tionghoa di Indonesia pernah merasakan diskriminasi dan persekusi, mereka tetap berharap seluruh bangsa Indonesia tetap bersatu tanpa harus meninggalkan identitas. Salut ya!

Hal ini selaras dengan Harjanto Halim, ketua Boen Hian Tong Semarang. Dia menganalogikan nasi ulam ini sebagai lambang Bhineka Tunggal Ika. “Nasi ulam ini beraneka ragam dan bermacam-macam dicampur jadi satu tanpa kehilangan identitas dan menciptakan rasa baru yang luar biasa,” tutur Harjanto.

Wah. Selain lezat, nasi ulam juga punya makna mendalam ya, Millens! Yuk jaga keragaman budaya di Indonesia! (Zulfa Anisah/E05)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved