Inibaru.id - Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT membawa banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari membantu menulis, menerjemahkan, hingga membuat desain atau dokumen dengan cepat. Namun, di sisi lain, kemudahan ini juga membuka celah bagi oknum nggak bertanggung jawab untuk menyalahgunakannya. Salah satunya dalam memanipulasi bukti transfer demi tujuan penipuan.
Dengan bantuan AI, seseorang dapat membuat atau memodifikasi tampilan bukti transfer bank baik dalam bentuk PDF, gambar, maupun tangkapan layar sehingga terlihat sangat menyerupai aslinya. Ini bisa terjadi, misalnya, saat bertransaksi jual beli online di mana pelaku mengirimkan “bukti transfer” palsu sebelum benar-benar mentransfer uang. Korban yang percaya lantas mengirimkan barang, padahal uang tidak pernah masuk.
Teknologi AI seperti ChatGPT memang tidak bisa secara langsung membuat gambar, tetapi bisa membantu merancang kata-kata, format, atau bahkan memberi instruksi teknis tentang bagaimana tampilan bukti transfer yang meyakinkan.
Bila dikombinasikan dengan tools desain grafis, maka potensi penyalahgunaannya cukup besar. Merugikan banget kan?
Cara Mengantisipasi Penipuan Bukti Transfer Palsu
1. Selalu Cek Mutasi Rekening Secara Langsung

Jangan pernah hanya mengandalkan bukti transfer dari pembeli atau pihak lain. Pastikan dana benar-benar masuk ke rekening kamu dengan mengeceknya langsung melalui aplikasi mobile banking, internet banking, atau ATM.
2. Gunakan Rekening Bersama (Escrow) dalam Transaksi Besar
Untuk transaksi bernilai besar atau dengan orang yang belum dikenal, lebih aman menggunakan jasa rekening bersama yang terpercaya. Ini meminimalkan risiko penipuan.
3. Waspadai Tanda-tanda Bukti Palsu
Bukti transfer palsu seringkali memiliki elemen mencurigakan seperti: font yang nggak konsisten, logo bank yang buram, nggak ada referensi transaksi, atau waktu transfer di luar jam operasional.
4. Gunakan Sistem Otomatisasi Verifikasi
Untuk bisnis online, gunakan sistem yang terintegrasi dengan payment gateway resmi. Ini memastikan bahwa hanya transaksi yang benar-benar berhasil yang akan diproses.
5. Edukasi Diri dan Tim
Edukasi penting, terutama bagi pelaku usaha, agar nggak mudah percaya hanya karena dokumen tampak “resmi.” Pelatihan mengenai cara mengenali bukti palsu dan mengenal modus-modus penipuan baru sangat membantu.
Kecanggihan AI adalah pisau bermata dua. Di satu sisi, teknologi ini bisa mempercepat banyak pekerjaan dan mendorong kreativitas. Namun di sisi lain, ia juga bisa dimanfaatkan oleh pihak tak bertanggung jawab untuk tujuan negatif, termasuk penipuan.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu dan pelaku usaha untuk selalu waspada, melakukan verifikasi berlapis, dan nggak mudah percaya hanya berdasarkan dokumen digital semata. Jangan sampai kita juga menjadi korban ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E05)