Inibaru.id – Desainer busana Biyan Wanaatmadja mengadakan peragaan busana dengan tajuk ‘Humba Hammu’. Di dalam peragaan busana terbarunya ini, Biyan tampil berbeda dengan mengedepankan kain tenun Sumba.
Meskipun karyanya selalu memiliki sentuhan khas Indonesia, Biyan bukanlah orang yang fokus dengan penggunaan kain tradisional. Namun, kali ini, Ia sengaja untuk menekankan salah satu produk etnik daerah, tepatnya kain tenun Sumba. Ia pun bercerita tentang proses kreatif dalam menghasilkan koleksinya yang ternyata berjalan dengan cukup cepat.
“(Prosesnya selama) 3,5 bulan. Cukup Cepat. Saya pikir orang jatuh cinta semua bisa dijabanin,” ucap Biyan sebagaimana dilansir dari CNN (16/11).
Baca juga:
Menikmati Infrastruktur Berkelok Nan Elok
Tampil Maksimal Ala GIGI
Karena waktunya sangat singkat, ia pun tidak sepenuhnya membuat semua kain koleksinya. Dibantu oleh Bank Indonesia yang juga menginisiasi acara peragaan busana ini, ia pun memilih untuk memakai kain yang sudah ada. Sekitar separuh dari kain yang ia gunakan dalam koleksinya memang sempat ditenun terlebih dahulu, namun separuh lainnya memakai kain yang sudah jadi.
Menurut Biyan, membawa kain tenun Sumba ke kota metropolitan seperti Jakarta adalah sebuah tantangan tersendiri. Tak hanya memiliki keindahan yang luar biasa, tenun Sumba juga kaya akan nilai budaya dan nilai historis masyarakatnya.
“Tantangannya, how to make it beautiful, penerjemahan yang tepat, membuatnya sesuatu yang agak beda, tidak berat, dan yang paling relevan dengan masa kini,” ungkapnya.
“Karena bicara tentang tenun, sebuah produk dengan usia ratusan tahun, buatan tangan, semua bisa terkesan dengan tradisional. Saya ingin bawa masa lalu, masa kini, dan masa mendatang,” lanjutnya.
Baca juga:
Google Sajikan Peta yang Lebih Bersih dan Cerah
Sampul “Luka dalam Bara” Masuk Daftar Anugerah Pembaca Indonesia 2017
Kecintaan Biyan pada kain tenun Sumba menghasilkan koleksi 90 busana yang dipamerkan pada peragaan busana bertajuk “Humba Hammu” yang dalam bahasa lokal berarti “Sumba yang cantik”. Tak hanya kaya akan aneka warna dan motif, busana yang diperagakan juga memiliki cutting loose serta siluet klasik yang justru menambah keindahannya. Biyan juga berhasil menerjemahkan berbagai warna dan motif tenun ke dalam kain katun, silk lame, serta jacquard. Beberapa detail busana seperti border, manik, sulaman kerang, dan fringe juga membuat busananya semakin cantik. (AW/IP)