Inibaru.id – Ribuan ikan mendadak mati. Sedikitnya 7.000 ekor ikan dalam keramba jaring apung milik petani di muara Kelurahan Bandar Ratu, Kecamatan Kota Mukomuko mati mendadak sejak sepekan terakhir.
“Sebanyak 7.000 ekor ikan keramba jaring apung yang mati mendadak tersebut pada umumnya ikan nila siap panen,” kata Azbas, Kabid Budi Daya Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu seperti dilansir Antara Selasa (24/10/2017).
Azbas menyebutkan sekitar 700 kilogram ikan keramba milik petani tersebut ditemukan mati mendadak secara bertahap sejak Selasa (17/10/2017).
Baca juga:
Cek Fenomena Tiga Puting Beliung Bersamaan Menerjang Kepulauan Seribu
50 Ribu Lebih Santri Baca Kitab Kuning Pecahkan Rekor Muri
Diduga ribuan ikan nila tersebut mati mendadak akibat terserang penyakit "Tilavia Lake Virus" atau Tilvia. Hal itu berdasarkan ciri-ciri tubuh ikan yang menghitam, erosi pada ulir, pembekakan rongga perut, mata mengalami pembekakan dan katarak.
Selain itu, katanya, sebelum ribuan ikan tersebut mati mendadak, ikan tersebut terlihat berenang secara zig-zag.
Perlu diketahui, Tilavia Lake Virus (TLV) kali pertama teramati di Israel pada 2009. Empat tahun sebelumnya, petani setempat mampu memanen sekitar 300 ton nila, tapi pada tahun saat wabah menyerang, hanya 8 ton yang dihasilkan. Saat itu tidak ada yang tahu penyebab kematian massal ini. Sampai akhirnya penyakit yang sama muncul di perikanan Ekuador, Mesir, Kolombia, dan Thailand, peneliti mulai mengarahkan perhatian pada virus yang sebelumnya belum pernah ada ini.
Sesuai namanya, TLV hanya berdampak pada ikan nila (Oreochromis niloticus) saja. Ikan mas (Cyprinus carpio) yang dibudidayakan di kolam yang sama di Israel tidak menunjukkan gejala klinis serupa ikan nila. Seperti sudah disebut, gejala klinis yang dimaksud adalah tubuh menghitam, erosi pada kulit, pembengkakan rongga perut, mata mengalami pembengkakan dan katarak. Penyebaran penyakit ini bisa melalui air atau kontak antar ikan. Disebutkan bahwa dalam satu atau bahkan antar kolam, wabah TLV ini bisa menyebabkan kematian sebesar 80-100%.
Baca juga:
Tentang Bapak yang Mendorong Gerobak Sejauh 75 Km untuk Mengobatkan Anaknya
Sindrom Sleeping Beauty Dipicu oleh Gigitan Lalat?
Akibat kematian mendadak ribuan ikan nila itu, petani keramba jaring apung di wilayah itu mengalami kerugian mencapai belasan juta rupiah.
“Ribuan ikan nila yang mati mendadak itu siap panen dengan perhitungan sebanyak 10 ekor ikan per kilogram dengan harga sebesar Rp25.000 per kg," ujar Azbas lagi.
Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab ribuan ikan keramba tersebut mati mendadak, katanya, instansinya akan berkoordinasi dengan Balai Karantina Perikanan Provinsi Bengkulu. (EBC/SA)