Inibaru.id - Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengungkap bahwa perbukitan dan lereng gunung telah beralih fungsi. Itu yang menjadi pemicu parahnya kondisi banjir dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah. Padahal wilayah atas seharusnya sebagai kawasan penyerap air, namun malah dibangun untuk keuntungan finansial semata.
“Daerah perbukitan yang tadinya hutan dengan pohon-pohon yang bisa menghambat air atau menyerap air, itu sudah beralih fungsi menjadi perkebunan yang ditanami kentang,” kata Nana Sudjana.
Kondisi itu menyebabkan tanah tidak bisa menyerap air dengan baik. Pasalnya intensitas penyerapannya berkurang akibat lahannya gundul.
“Malah membawa sedimentasi, membawa tanah ke sungai. Sehingga terjadi pendangkalan. Ketika hujan intensitas besar, alam tidak bisa menahan air tersebut,” ujarnya.
“Yang terjadi adalah banjir dan sungai tersebut nggak mampu menyalurkan air, air itu meluap ke kanan, kiri dan melewati tanggul yang ada,” imbuh dia.
Adapun daerah perbukitan dan pegunungan yang seharusnya menjadi penopang saat musim hujan tiba justru dialihfungsikan untuk perkebunan dan kawasan perumahan.
Dampaknya beberapa wilayah di Jateng dilanda banjir dan tanah longsor. Seperti Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kendal, Kota Semarang, Demak, Grobogan, dan lainnya.
Berdasarkan laporan BPBD Jateng, banjir tersebut merendam sebanyak ribuan rumah, fasilitas umum rusak, ribuan warga mengungsi, lahan pertanian terendam, dan kerugian lainnya. Di banjir Brebes ada delapan kecamatan terdampak. Pihaknya juga menyalurkan bantuan logistik kebencanaan sebesar Rp478 juta.
“Tadi saya ke Brebes pagi-pagi, kok saya lihat Brebes ini sampai 8 kecamatan yang terdampak akibat banjir dari Sungai Pemali itu,” jelasnya.
Menurutnya, banjir di Kabupaten Brebes ini memang terjadi secara rutin. Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana tahu karena tahun sebelumnya dia juga mengunjungi daerah tersebut untuk menyalurkan bantuan. Pihaknya pun meminta perbukitan dan lerang gunung yang lahannya telah beralih fungsi bisa dikembalikan lagi seperti semula dan dilakukan penghijauan.
“Saya minta mulai ditanam kembali. Dikembalikan kepada asalnya. Kadang-kadang masyarakat kita itu memaksakan kehendak, padahal itu sangat berbahaya ketika terjadi musim hujan,” tandas Nana. (Danny Adriadhi Utama/E10)