Inibaru.id – Mantan Wakil Presiden RI yang kini menjabat sebagai Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla ikut mengeluarkan pendapat terkait dengan polemik pengeras suara masjid yang kontroversial. Menurut laki-laki yang akrab disapa dengan sebutan JK ini, 75 persen suara speaker masjid di Indonesia jelek dan nggak bisa dimengerti.
Hal ini dia ungkap saat mengikuti Tablig Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW yang disiarkan di kanal YouTube Masjid Istiqlal TV pada Selasa (19/10/2021).
Sebelum mengeluarkan pendapatnya soal speaker masjid di Indonesia, JK sempat membicarakan tentang peran masjid di masa Rasulullah. Saat itu, masjid juga berperan sebagai tempat pemerintahan, pendidikan, pengadilan, penentuan strategi, dan lain-lain. Bahkan, dalam beberapa kasus, masjid juga dijadikan tempat pengobatan.
Hal ini sangat berbeda dengan fungsi masjid di zaman sekarang yang lebih banyak untuk urusan peribadatan atau berkumpulnya warga. Meski begitu, JK menyebut masjid tetap bisa dianggap sebagai tempat untuk meningkatkan peradaban dan kemajuan.
Setelahnya, JK mulai menceritakan pengalamannya saat berkunjung di Bandung serta Semarang. Di dua tempat inilah dia merasa ada yang kurang sreg dengan suara speaker masjid.
“Dalam waktu tiga hari untuk melihat apa yang dilakukan atau apa yang terjadi di masjid-masjid besar itu. Ada hal yang paling bersamaan ialah kalau orang bicara ada khotibnya bisa mendengar cuma tidak mengerti, sistem yang semuanya keliru. Didengar membisingkan telinga,” keluh JK.
Wajar jika JK merasa suara speaker masjid kurang nyaman bagi banyak orang. Hal ini disebabkan oleh selama satu dekade terakhir, organisasi yang dipimpinnya, Dewan Masjid Indonesia (DMI) punya program untuk memperbaiki speker masjid yang mengeluarkan suara jelek.
“Sejak 10 tahun dewan masjid sudah punya program untuk perbaikan sound system jelek, masjid di Indonesia jelek suaranya,” ungkap JK.
Muhammadiyah Juga Ikut Angkat Bicara
Nggak hanya JK yang angkat bicara terkait suara speaker masjid. Salah satu Ormas Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah juga mengeluarkan pendapatnya. Bahkan, Ketua PP Muhammadiyah Profesor Syafiq Mughni meminta speaker masjid nggak dipasang atau dinyalakan dengan sembarangan.
“Jangan keras-keras, suaranya jangan tumpang tindih bersahutan, dan jangan menghadap ke rumah orang,” saran Syafiq, Senin (18/10).
Meski tujuan pemasangan speaker ini baik. Syafiq berpesan kalau syiar agama juga masih membutuhkan estetika. Dia juga mengingatkan kalau suara azan adalah panggilan bagi masyarakat di sekitar masjid untuk salat, bukannya untuk menyebarkan agama.
“Di luar soal azan, seringkali dijumpai keberisikan yang lebih mengganggu, seperti suara musik yang memekakkan telinga ketika ada hajatan di kampung,” ungkap Syafiq.
Kamu setuju dengan pendapat Muhammadiyah dan JK soal suara speaker masjid ini nggak, Millens? (Det/IB09/E05)