Inibaru.id - Ada yang menarik dari laman Google hari ini, Selasa (20/3/2018). Memperingati kelahiran legenda dunia perfilman Indonesia, Usmar Ismail, yang ke-97, laman pencarian terbesar di dunia itu turut merayakannya membuat Google Doodle untuk Bapak Film Indonesia tersebut.
Usmar Ismail digambarkan dalam wujud ilustrasi seorang pria berkacamata dengan sebuah kamera perekam di laman default Google. "Perayaan" itu tidaklah berlebihan, mengingat jasa besar yang telah diberikan sineas kelahiran Bukittinggi, 20 Maret 1921 tersebut pada belantika perfilman nasional, bahkan internasional, semasa hidupnya.
Mengutip dari Historia.id (30/3/2015), selama karirnya dalam dunia perfilman, Usmar Ismail telah memproduksi sekurangnya 33 film layar lebar. Salah satu judul film yang melambungkan namanya adalah Darah dan Doa (1950). Awal pembuatan film yang diangkat dari cerpen Sitor Situmorang itu bahkan dijadikan sebagai Hari Film Nasional, yakni pada 30 Maret 1950.
Baca juga:
Kampung-kampung yang Bersolek untuk Jadi "Wisata Digital"
Menakar Benefit Kampung Wisata
Selain penghargaan nggak ternilai tersebut, nama Usmar Ismail juga diabadikan sebagai Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail yang beralamat di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Sebelum sukses berkarir dalam dunia film, ketua umum pertama Lesbumi NU ini pernah mengenyam pendidikan di HIS, MULO-B, AMS-A II, Yogyakarta, sebelum akhirnya melanjutkan kuliah sinematografi di Universitas California, Los Angeles, AS pada 1952.
Perjalanan Usmar dalam dunia perfilman dimulai setelah dia memutuskan untuk mendirikan klub Sandiwara Penggemar Maya bersama beberapa tokoh seni, seperti El Hakim, Rosihan Anwar, Cornel Simanjuntak, Sudjojono, HB Jassin, dan lain-lain.
Karena prestasinya tersebut, sejumlah penghargaan pernah dia raih, salah satunya penghargaan bergensi dalam perfilman Indonesia, Piala Citra. Filmnya yang berjudul Djam Malam (1954) meraih penghargaan Film Terbaik, sementara Tamu Agung (1955) mendapatkan anugerah Film Komedi Terbaik.
Baca juga:
Gadis Ini Minta Kursi Roda kepada Jokowi
Pria Ini Hidup Tanpa Jantung Selama 16 Bulan
Nggak hanya dalam dunia film, Usmar juga aktif dalam teater. Dia tercatat tergabung dalam sejumlah organisasi teater, di antaranya menjadi Ketua Badan Permusyawaratan Kebudayaan Yogyakarta (1946-1948), Ketua Serikat Artis Sandiwara Yogyakarta (1946-1948), Ketua Akademi Teater Nasional Indonesia, Jakarta (1955-1965), dan ketua Badan Musyawarah Perfilman Nasional (BMPN).
Usmar meninggal pada 2 Januari 1971 dalam usia 50 tahun. Dalam umur semuda itu, Usmar termasuk sineas dengan karya segudang. Tenanglah di sana, Bapak Film Indonesia. (JAM/GIL)