Inibaru.id – Selain dinding dan lantai, atap rumah adalah bagian terpenting dari sebuah hunian. Tanpa adanya atap, bisa dikatakan sebuah bangunan nggak bisa dijadikan hunian. Nah, agar rumah bisa digunakan dalam waktu yang lama, kamu harus memilih jenis atap yang tepat.
Menurut situs Angi, rata-rata atap rumah mampu bertahan dari panas dan hujan selama 30 tahun. Ada yang bahkan bisa bertahan lebih lama, seperti beton yang bisa mampu memberikan perlindungan sampai 100 tahun.
Masalahnya, terkadang atap rumah jadi rapuh akibat diterpa cuaca ekstrem seperti panas yang sangat terik dan hujan deras bergantian.
Nah, biar kamu memilih atap rumah yang tepat, berikut adalah informasi terkait daya tahan atap rumah sebagaimana yang diungkap Forbes pada Rabu (15/3/2023) lalu. Simak baik-baik, ya:
Genteng Tanah Liat
Salah satu jenis genteng yang paling sering digunakan di Indonesia adalah genteng tanah liat. Genteng jenis ini mudah didapatkan karena banyak produsennya di Tanah Air. Lebih dari itu, harganya juga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan atap dari bahan lain.
Keunggulan lain dari genteng tanah liat adalah kemampuannya dalam membuat suhu ruangan di bawahnya jadi lebih dingin meski suhu udara saat siang sangat panas. Selain itu, genteng jenis ini bisa diaplikasikan ke berbagai jenis bangunan.
Soal daya tahan, genteng tanah liat juga bisa diandalkan karena bisa bertahan sampai 50 tahun atau bahkan lebih lama. Genteng ini juga mudah diganti jika terjadi kebocoran.
Atap dari Bahan Logam
Atap dari bahan logam seperti aluminium atau baja memiliki daya tahan sekitar 20 sampai 50 tahun. Biasanya sih, pihak produsen atap dari bahan ini memberikan informasi pada produknya bahwa daya tahannya sekitar 20 tahun.
Jika dibandingkan dengan genteng tanah liat, atap ini cenderung lebih berisik dan tidak bisa membuat ruangan di bawahnya jadi terasa dingin.
Genteng dari Bahan Beton
Genteng dari bahan beton cukup menarik untuk dipakai karena tersedia dalam tiga jenis, yaitu datar, memiliki sedikit lekukan atau low profile, atau yang memiliki lekukan besar atau high profile. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, genteng dari bahan ini bisa bertahan sangat lama, yaitu lebih dari 50 tahun.
Meski begitu, karena genteng ini cenderung berat, saat membangun rumah, harus dipastikan bahwa konstruksi dan dindingnya mampu menahan beban yang cukup berat.
Hal ini tentu berimbas pada biaya pembangunan yang lebih mahal. Apalagi, harga genteng beton juga cenderung lebih mahal dari genteng tanah liat atau atap dari bahan logam.
Dari ketiga jenis atap rumah tersebut, mana yang jadi pilihan kamu, Millens? (Arie Widodo/E05)