Inibaru.id – Menyoal konservasi mangrove di sepanjang pesisir utara Jawa Tengah tak bisa lepas dari keberadaan hutan mangrove di Kabupaten Rembang. Konon, di antara wilayah lain, hutan mangrove di kabupaten paling timur di Jateng itu merupakan yang terlebat.
Salah satu kawasan konservasi mangrove paling terkenal di Rembang berada di Desa Pasarbanggi. Kegelisahan warga akan abrasi menyadarkan mereka untuk mulai mereboisasi kawasan pesisir dengan mangrove.
Penanaman itu diinisiasi Suyadi, warga setempat yang juga memiliki tambak ikan di Pasarbanggi. Bersama warga lain, dia mulai menyulam bibir pantai desa tersebut hingga kini tampak indah dan asri. Bahkan, kawasan itu kini kerap menjadi tempat wisata edukasi mangrove.
Tak hanya dari warga sekitar, sejumlah penelitian juga dilakukan pelbagai orang, baik instansi maupun perorangan, dari luar Rembang. Hm, keren!
Jembatan merah membelah kawasan hutan mangrove di Pasarbanggi memudahkan penjelajahan dan penelitian mangrove di sana. (Lelungan)
Hutan Mangrove Pasarbanggi berada di Dukuh Kaliuntu, Desa Pasarbanggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Rute menuju ke wisata hutan mangrove tidaklah sulit.
Dari pusat kota Rembang, tempuhlah perjalanan ke arah timur menuju Lasem. Nantinya, kamu bakal menemukan papan bertuliskan Hutan Wisata Mangrove di kiri jalan. Nah, kamu tinggal mengikuti petunjuk arahnya.
Hutan Mangrove Pasarbanggi mengoleksi sekurangnya enam jenis mangrove, yaitu Rhizophora Spp, Rhizophora apiculate, Avicenia marina, Avicenia alba, Soneratia alba, dan Xilocarpus Spp.
Tak hanya flora maritim, kamu juga bisa menjumpai sejumlah fauna endemik pesisir kalau beruntung. Beberapa hewan yang sangat mungkin kamu temui antara lain burung blekok, elang laut, burung hantu, dan biawak.
Jembatan Merah Jadi Daya Tarik
Hutan Mangrove Pasar Banggi. (gpsindonesia.info)
Hutan mangrove di Pasarbanggi yang lebat dan sebagian besar tumbuh di atas perairan nggak bakal bisa kamu tempuh tanpa titian. Inilah fungsi Jembatan Merah yang membentang membelah kawasan konservasi tersebut. Jembatan ini pula yang begitu khas dan menjadi daya tarik di sana.
Merahnya jembatan di tengah hijaunya dedaunan mangrove yang membentuk lorong memanjang tentu menjadi paduan yang instagenik untuk latar foto selfie-mu. Siapa yang menolak untuk berfoto di sini?
Selain selfie, ber-wefie di sini juga menarik dilakukan. (Instagram/creative_ferust)
Buat kamu yang kurang suka berswafoto, sekadar duduk-duduk santai di tepian jembatan juga cukup menarik untuk dilakukan. Rileks, tenang, dan nyaman, apalagi kalau ada pujaan hati di sampingmu! Ha-ha.
Nah, gimana Millens? Kalau tertarik ke sana, siapkan uang sebesar Rp 10 ribu untuk tiket retribusinya, ya! (IB06/E03)