Inibaru.id – Di Barat ada Disney, di Indonesia punya wayang panji. Memang apa persamaan keduanya? Ternyata keduanya memiliki akhir yang sama yaitu bahagia.
Wayang panji ini sangat populer, terutama pada masa kejayaan Majapahit. Cerita ini banyak ditemukan terekam di pelbagai relief candi dan naskah-naskah yang ditemukan di Asia Tenggara.
Bentuk ungkapan lain yang masih terkait seni adalah cerita Panji pada bidang seni tari, wayang, topeng, dan ukir.
Dikutip dari Kemdikbud (9/8/17), Perpustakaan Nasional Indonesia bersama perpustakaan negara lain seperti Kamboja, Malaysia, dan Universitas Leiden di Belanda mendaftarkan naskah Panji sebagai ingatan kolektif dunia. Naskah ini lantas disetujui oleh UNESCO sebagai naskah kuno pada Oktober 2017.
Kisah Sosok Panji
Menurut Kumparan (20/08/21), kisah Panji adalah tentang sosok pangeran Kerajaan Jenggala yang akan dinikahkan dengan Putri Dewi Sekartaji dari Kerajaan Kediri. Perjodohan ini diinisiasi atas pesan Raja Jayangera dari Kerajaan Jenggala sebelum meninggal, agar kedua kerajaan ini bersatu kembali menjadi Kerajaan Kahuripan.
Akan tetapi, perjodohan ini ditentang oleh ibu tiri Putri Sekartaji. Ia lebih menginginkan jika sang anak yang dijodohkan oleh Raden Panji Asmarabangun. Nggak sampai di situ, sang ibu tiri membuang Putri Sekartaji ke hutan agar dia nggak bisa bertemu dengan Panji.
Singkatnya, keduanya tetap saja bersatu meski dipisahkan dan menuai banyak rintangan. Hingga akhirnya mereka bersama-sama lagi mempersatukan kedua kerajaan.
Pesan Moral
Menariknya, kisah ini nggak hanya ramai di masyarakat Jawa. Kisah ini tersebar di seantero nusantara seperti Bali, Lombok, Sulawesi, dan lainnya. Sampai pada abad ke-19, cerita ini ikut menyebar ke Thailand, Malaysia, Vietnam, Myanmar, Kamboja, dan Laos.
O ya, kisah panji banyak sekali dihubungkan ke pelbagai lini kehidupan. Seperti Panji yang menyamar, yang berarti nggak ingin membeda-bedakan status sosialnya karena dirinya adalah bangsawan. Panji juga berdiri bersama rakyat.
Menurut National Geographic (31/1/21), kisah Panji mengajarkan kita untuk nggak hanya melihat dari satu sisi saja, namun perlu mengetahui sudut pandang lain. Cerita Panji bisa diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, masalah percintaan, dan kekuasaan. (Kharisma Ghana Tawakal/E05)