Inibaru.id – Kata perti dusun berasal dari kata petri (memayu, memetri, memerti) yaitu mempercantik, memperindah, dan melestarikan. Merti dusun juga dapat diartikan sebagai sedekah bumi atau bersih dusun.
Merti dusun digelar pada Minggu Pahing dalam bulan Suro (Muharam). Kalau menilik kalender Jawa, cuma ada sekali dalam setahun, Millens. Biasanya upacara adat ini dilaksanakan pada pagi hari dan selesai hingga siang hari.
Upacara ini merupakan wujud syukur atas hasil panen dan permohonan kepada Tuhan supaya diberi berkah, keselamatan, ketentraman, kebahagiaan bagi masyarakat dan keluarga dalam menjalankan kewajiban sehari-hari.
Selain itu, masyarakat yang mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai petani ini mengadakan upacara merti dusun sebagai persembahan bagi penguasa pertama desa tersebut. Kira-kira siapa ya?
Berdasarkan mitos, Gua Cerme pernah digunakan sebagai tempat musyawarah Wali Sanga (Wali Sembilan) dalam pengembangan agama Islam di Jawa. Sehingga upacara ini jadi persembahan untuk para Wali Sanga yang pertama kali memberi nama Gua Cerme.
Proses Upacara Merti Dusun
Para perempuan punya tanggung jawab untuk memasak dan menyiapkan sesaji. Ada yang menata sesaji ke jodhang atau kotak kayu sebagai wadah makanan, membuat takir yaitu wadah makanan dari daun pisang, dan sebagainya.
Setelah semua siap, semua sesaji dibawa ke pelataran Paseban Gua Cerme. Jodhang yang penuh terisi sesaji dipikul dua hingga empat orang. Masyarakat ikut meramaikan iringan ini dengan berpakaian adat dan membawa dos yang berisi sesaji. Bisa dibayangkan gimana ramainya, kan?
Masyarakat ikut meramaikan kirab dengan berpakaian daerah. (bantulkab.go.id)
Doa bersama sebagai acara utama merti dusun digelar. Masyarakat berdatangan ke makam Srunggo untuk berdoa dan tabur bunga. Dengan bantuan juru kunci, kepala kerbau yang dibungkus kain mori ditanam. Prosesi ini bertujuan agar masyarakat mendapat keselamatan dari Yang Maha Kuasa.
Setelah seluruh prosesi selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama. Hiburan rakyat berupa jathilan, wayang kulit, dan salawatan turut digelar untuk meramaikan merti dusun, lo.
Nilai kebaikan upacara ini patut ditiru nih sobat Millens. Yaitu mensyukuri berkah Tuhan dan panen yang didapat dari ibu pertiwi. Unik ya. Kalau di desamu ada ritual apa, Millens? (MG13/E05)