Inibaru.id – Berbagai tarian tradisional hadir mewarnai kekayaan seni dan budaya di Indonesia. Salah satu di antaranya adalah Lengger. Tari tradisional ini merupakan salah satu kesenian dari daerah Banyumas, yang juga eksis di beberapa daerah lain di Jawa Tengah seperti Wonosobo dan Purworejo.
Lengger berasal dari kata eleng (eling) yang berarti “ingat” dan ngger yang berarti “nak”. Jika diartikan, Lengger adalah media untuk selalu berbuat kebaikan dan selalu mengingat Tuhan.
Ilustrasi Lengger Lanang. (myimage.id)
Dulu, tari Lengger dipercaya sebagai ritual pemujaan oleh petani pada Dewi Kesuburan. Lengger juga dipercaya telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit, Millens. Namun seiring berkembangnya zaman, Lengger banyak dipentaskan di berbagai acara dan hajatan. Misalnya, syukuran sehabis panen hingga pesta pernikahan.
Fyi, pada awalnya gerakan gemulai Lengger dibawakan oleh kaum lelaki yang berdandan laiknya perempuan. Itulah mengapa ada sebutan tari Lengger Lanang. Salah seorang maestro Lengger Lanang yang banyak dikenal orang adalah Dariah.
Lengger Masa Kini
Siapa bilang kesenian tradisional seperti Lengger bakal hilang tergerus zaman? Pentas-pentas Lengger masih bisa dijumpai dengan mudah, kok. Peminatnya pun nggak sedikit, baik tua maupun muda, lelaki maupun perempuan.
Di Purbalingga misalnya, ada kreasi baru dari Lengger bernama tari Lenggasor. Tari kreasi ini didominasi oleh gerakan yang energetik dan dinamis.
Para penari Lengger. (myimage.id)
Sementara, di Cilacap, ada tari Jalungmas yang merupakan kreasi dari perpaduan Lengger dan Jaipong. Tari Jalungmas memang nggak tergolong baru karena sudah ada sejak 1993. Namun kehadirannya turut menjadi bukti bahwa Lengger dapat berinovasi menjadi ragam gerakan apik lainnya.
Wah, jadi bangga ya karena banyaknya kekayaan seni dan budaya di Indonesia. Kalau ada pentas Lengger terdekat, yuk nonton bareng-bareng! (IB10/E03)