inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Apitan dan 3 Tradisi Unik Sambut Iduladha di Indonesia
Jumat, 9 Agu 2019 12:49
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Ritual Apitan di Jawa Tengah. (Alif)

Ritual Apitan di Jawa Tengah. (Alif)

Iduladha sudah di depan mata. Nggak sekadar menyembelih hewan ternak, perayaan umat Islam ini juga biasa diikuti dengan berbagai tradisi yang unik, mulai dari menggendong kambing hingga mendandani sapi.

Inibaru.id – Tak lama lagi umat Islam bakal merayakan satu hari besar, yakni Iduladha. Diperingati pada 11 Agustus 2019, hari raya itu biasa diikuti dengan penyembelihan hewan ternak.

Selain penyembelihan hewan ternak, sebagian masyarakat Indonesia juga biasa menggelar sejumlah tradisi unik yang cukup seru untuk diikuti. Apa saja?

Ritual Apitan di Semarang

Tradisi Apitan. Ramai ya? (Budayajawa)

Dalam bahasa Jawa, Apitan berasal dari kata “apit” yang berarti terjepit. Ritual Apitan biasa digelar di antara dua hari raya, yakni Idulfitri dan Iduladha. Di Semarang, ritual itu diperingati dengan sedekah gunungan hasil pertanian.

Digelar sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada Tuhan, alam, dan manusia, ritual tersebut umumnya dimulai dengan pembacaan doa bersama untuk keselamatan warga, diikuti arak-arakan, dan yang nggak kalah seru adalah ritual berebut hasil panen atau ngalap berkah.

Manten Sapi di Pasuruan

Sapinya dihias. Lucu! (Wartabromo)

Dengar kata manten jangan baper, lo! Ha-ha. Bukan manusia, tradisi dari Pasuruan, Jawa Timur, itu digelar untuk sapi. Ini dilakukan untuk menghormati hewan kurban yang mau disembelih.

Hewan kurban bakal didandani secakep mungkin laiknya pengantin: dikalungi bunga tujuh rupa, dilapisi kain kafan simbol kesucian, dan dihiasi serban dan sajadah. Setelah didandani, sapi diarak warga ke masjid untuk diserahkan ke panitia kurban, lalu disembelih.

Pascapenyembelihan, para ibu akan datang membawa bumbu masak dan alat dapur, kemudian masak bersama. Acara itu lalu diakhiri dengan makan bersama. Hm, seru, bukan?

Mepe Kasur di Banyuwangi

Menjemur kasur menjelang Iduladha. (Twitter)

Bertujuan menolak bala, warga Desa Kemiren, kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, biasa menjemur kasur menjelang Iduladha. Tradisi mepe kasur ini dilakukan serentak oleh masyarakat Using untuk menghormati datangnya Zulhijah.

Yang unik, tiap kasur yang dijemur di halaman rumah umumnya punya warna yang sama, yakni hitam dan merah. Orang Using yang telah menikah memang harus tidur di kasur hitam-merah agar pernikahan mereka langgeng. Merah berarti berani dan hitam bermakna langgeng.

 Kaul Negeri dan Abda'u di Maluku Tengah

Menggendong kambing menjadi bagian dari tradisi sambut Iduladha di Maluku Tengah. (Medcom)

Kaul dan Abda'u adalah tradisi di Maluku Tengah yang digelar setelah salat Iduladha. Tradisi tersebut merupakan bentuk refleksi kisah penyambutan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin pada hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah.

Dalam prosesi tersebut, ada tiga ekor kambing yang digendong pemuka adat dan agama menggunakan kain. Kambing tersebut lalu diarak keliling desa sambil melantunkan alunan dzikir dan salawat.

Nah, menarik, bukan? Kalau di tempatmu ada tradisi unik apa nih, Millens? Oya, selamat merayakan Iduladha ya! (MG26/E03)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved