inibaru indonesia logo
Beranda
Tradisinesia
Ada Doa dan Harapan Orang Tua dalam Tradisi Tedak Siten
Selasa, 12 Jun 2018 12:00
Bagikan:
Tradisi tedak siten. (Nyonyamelly.com)

Tradisi tedak siten. (Nyonyamelly.com)

Tedak siten atau disebut juga turun tanah merupakan tradisi khas masyarakat Jawa saat anak menginjak umur 7 bulan berdasarkan pasaran Jawa. Yuk cari tahu seperti apa upacara ini!

Inibaru.id - Tedak Siten atau yang dikenal juga sebagai upacara turun tanah merupakan tradisi khas masyarakat Jawa. Melansir dari theasianparent.com, ‘Tedak’ berarti turun dan ‘siten’ berasal dari kata ‘siti’ yang berarti tanah. Upacara Tedak Siten ini dilakukan sebagai rangkaian acara yang bertujuan agar anak tumbuh menjadi anak yang mandiri.

Tradisi ini diselenggarakan saat anak berusia hitungan ke-tujuh bulan dari hari kelahirannya dalam hitungan pasaran Jawa. Perlu diketahui juga bahwa hitungan satu bulan dalam pasaran Jawa berjumlah 36 hari. Jadi bulan ketujuh kalender Jawa bagi kelahiran si bayi setara dengan 8 bulan kalender masehi.

Javanist.com (26/07/2015), menulis, upacara Tidak Siten dilakukan dengan rangkaian ritual. Apa saja ya?

Menginjak Jadah

Pertama, anak dipapah menginjak jadah (jenis makanan dari ketan) tujuh warna. Jadah ini menjadi simbol kehidupan bagi anak. Konon katanya, prosesi ini sebagai perlambang agar kelak si anak mampu melewati berbagai rintangan dalam hidupnya. 

Seorang anak dititah untuk menginjak jadah tujuh warna. (Timurjawa.com)

Menuruni Tangga Tebu

Selanjutnya, prosesi naik tangga yang terbuat dari tebu jenis 'arjuna'. Ritual ini melambangkan harapan agar si anak memiliki sifat kesatria seperti Arjuna yang bertanggungjawab dan tangguh. Selain itu, dalam bahasa Jawa ‘tebu’ juga merupakan kependekan dari kata ‘antebing kalbu’ yang bermakna kemantapan hati.

Prosesi menaiki tangga yang terbuat dari tebu. (Idntimes.com)

Dikurungani dan Mengambil Barang yang Disenangi

Prosesi selanjutnya, masuk ke dalam kurungan. Di dalam kurungan tersebut telah diletakkan bermacam benda seperti buku, uang, alat tulis, tasbih, mainan dan semacamnya. Banyak orang percaya bahwa hobi anak dapat diprediksi dari barang apa yang dia ambil.

Anak dimasukkan ke dalam kurungan ayam dan diberikan pelbagai macam benda. (Sparklepush.com)

 

Tahap selanjutnya dalam ritual tedak siten ini, ayah dan kakek si bocah akan menyebarkan udik-udikUdik-udik ini yaitu uang logam yang dicampur dengan beras berwarna kuning. Adapun maksud dari prosesi ini agar si anak ketika dewasa menjadi orang yang dermawan dan suka menolong orang lain. Kamu bakal menemukan tradisi udik-udik di berbagai ritual di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Bersiap menyebarkan udik-udik. (merahputih.com)

Memandikan Bayi

Rangkaian terakhir tedak siten adalah memandikan bayi dengan air bunga setaman lalu dipakaikan baju baru. Tahap ini bermakna doa agar kelak si bayi dapat mengharumkan nama keluarga besarnya.

Orang tua memandikan anak dengan air dan bunga setaman. (Javaans.net)

Nah, siapa di antara Sobat Millens yang waktu kecil pernah melakukan tradisi Tedak Siten? Apakah benda yang diambil di dalam kurungan sesuai dengan hobi atau profesi Sobat Millens saat ini? He he. (IB12/E05)

 

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved