Inibaru – Go-Jek Indonesia mengukir prestasi menakjubkan di kancah internasional tahun ini. Penyedia jasa ojek daring itu menjadi satu-satunya perusahaan di Asia Tenggara yang masuk ke dalam daftar 50 perusahaan pengubah dunia 2017 versi Fortune (Fortune's 2017 Change The World List).
Sebagai perusahaan startup, pencapaian ini sangatlah memukau. Perusahaan kepunyaan Nadiem Makariem tersebut layak terpilih lantaran berhasil memberikan solusi permasalahan transportasi di Indonesia, khususnya Jakarta yang supermacet.
Tak berhenti di situ, GO-Jek Indonesia juga dianggap berpengaruh karena mampu menyediakan pekerjaan baru bagi ratusan ribu penduduk di negeri ini dalam beberapa tahun terakhir. Maka, tidaklah mengherankan jika perusahaan ini berhasil bersanding dengan Toyota (Jepang) dan Apple (AS).
Dilansir dari laman resmi Fortune, Kamis (7/9/2017), Go-Jek Indonesia menjadi satu-satunya perusahaan Tanah Air yang nangkring bersama merek-merek besar dunia seperti Unilever, Microsoft, IBM, dan Tencent.
Baca juga: Pilih Mana, Go-Jek, Grab, atau Uber?
Editor majalah Fortune, Matthew Heimer, mengatakan, sebagian besar rilisan Fortune adalah perusahaan-perusahaan besar yang sudah akrab dikenal masyarakat. Kendati demikian, pihaknya juga menyoroti sejumlah perusahaan tak terkenal tapi berhasil memberi pengaruh bagi masyarakat.
“Beberapa (perusahaan) mungkin belum pernah Anda dengar sebelumnya, tapi mereka berhasil mengatasi masalah sosial dan tantangan lainnya," terang Heimer.
Fortune membuat tiga kriteria utama dalam menilai ke-50 perusahaan tersebut. Yang pertama adalah seberapa besar dampak sosial yang diciptakan. Sedangkan kriteria kedua adalah nilai bisnis, sementara yang ketiga ialah tingkat inovasi yang dihasilkan.
Perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar “radar” Fortune adalah perusahaan yang memiliki pendapatan lebih dari USD 1 miliar per tahun.
Dibanding era sebelumnya, Fortune melihat perubahan saat ini jauh lebih cepat. Sebagaimana diberitakan GNFI, Fortune menyebutkan bahwa sebagian pemimpin bisnis dunia tidak lagi hanya berpikir tentang keuntungan tetapi juga bagaimana memberikan perubahan sosial.
Baca juga: Ternyata Ini Kendala yang Bikin Pelaku Start-Up di Indonesia Kudu Putar Otak
"Kami percaya bahwa bentuk kapitalisme yang memiliki tujuan sosial akan membuat strategi bisnis menjadi semakin kompetitif. Sebuah nilai strategi yang melihat bahwa masalah sosial dan lingkungan merupakan kesempatan untuk tumbuh, berinovasi dan melakukan diferensiasi daripada melihatnya sebagai biaya yang menghambat bisnis dalam sebuah masyarakat,” tulis Fortune.
Lewat daftar tersebut pula, Fortune mengajak setiap pemimpin bisnis dunia untuk mulai melihat dan bertanya, apakah perusahaan yang memerhatikan isu-isu sosial akan memengaruhi keberhasilan masa depan perusahaan?
Apakah perusahaan-perusahaan itu benar-benar melakukan inovasi atau hanya mengikuti tren industri? Dan, yang lebih penting dari semuanya adalah, apa dampak skala besarnya pada hasil bisnis dan dampak sosialnya tercapai?
Di tengah gelombang protes sejumlah warga negeri ini terkait keberadaan perusahaan transportasi daring itu, Go-Jek Indonesia terus melaju menunjukkan prestasi di kancah internasional. Pertanyaannya kemudian, apakah Go-Jek Indonesia salah tempat untuk berkembang? (GIL/SA)