Inibaru.id - Charles Darwin pernah mengatakan, spesies yang bertahan hidup bukanlah yang terkuat atau terpintar, tapi mereka yang adaptif terhadap perubahan. Disadari atau tidak, yang dikatakan ahli biologi berkebangsaan Inggris itulah yang kita alami sekarang ini.
Teknologi terus diperbarui; disrupsi terjadi di segala lini. Orang-orang yang gagal merespons perubahan akan tergilas zaman. Maka, satu-satunya jalan yang bisa ditempuh adalah beradaptasi, dengan motor penggerak utama berupa kreativitas.
Seolah ingin menjawab semua hal itu, Hetero Space Semarang hadir pada 2020. Berlokasi di UMKM Center, Jalan Setiabudi No 192 Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, ruang bersama yang diinisiasi Pemprov Jateng dengan Impala Network Hetero Space ini adalah wadah untuk memantik kreativitas.
Khaleed Hadi Pranowo, salah seorang promotor Hetero Space Semarang mengungkapkan, ihwal mula berdirinya wadah untuk anak muda itu berawal dari keingingan Pemprov Jateng untuk memberi ruang bagi anak muda dengan fasilitas yang baik.
"Habis itu, atas arahan (Gubernur Jateng) Ganjar Pranowo, Dinas Koperasi Jateng berkolaborasi dengan Impala Network untuk membentuk Hetero Space ini," buka lelaki berkacamata tersebut kepada Inibaru.id beberapa waktu silam.
Sebelum mendirikan Hetero Space, Khaleed mengaku mengajak elemen Pemprov Jateng untuk menengok kegiatan Impala Network dan studi banding ke co-working space milik Pemerintah Kota Surabaya.
"Kami nggak ingin mendirikan Hetero space sebatas tempat, tapi sekaligus menciptakan ekosistem," kata Khaleed di sela kesibukannya.
Co-working Space Plus-Plus
Menurut Khaleed, muruah utama Hetero Space Semarang adalah ruang kerja bersama a.k.a co-working space. Namun, lebih dari itu, wadah kreatif ini juga memiliki banyak program pelatihan untuk menunjang industri kreatif dan UMKM.
"Secara keseluruhan mungkin ada sekitar 100-an program. Pada 2022 saja kami menggaet puluhan ribu peserta untuk berkegiatan di Hetero Space," ujar alumnus Universitas Diponegoro Semarang tersebut.
Awal-awal berdiri, dia menambahkan, Hetero Space Semarang fokus untuk melakukan monitoring perusahaan start-up dan UMKM di Jateng. Mereka memberikan bimbingan selama tiga bulan, lalu menghubungkannya dengan beberapa jaringan yang sesuai.
"Karena dinilai berhasil menjalankan program pelatihan start-up dan UMKM, banyak daerah yang kemudian mengunjungi Hetero Space untuk studi tiru," kata dia. "Bahkan, ada yang datang jauh-jauh dari luar pulau seperti Kalimantan dan Sulawesi."
Terus Melebarkan Sayap
Nggak berhenti di Kota Semarang, saat ini Hetero Space telah melebarkan sayap ke dua simpul penting di Jateng, yakni Solo dan Banyumas. Manager Impala Network Dona Trisukma Astiko Putri mengatakan, Hetero Space bisa kian berkembang karena anak muda menyukainya.
Menurutnya, untuk yang nggak punya kantor, bekerja di ruang bersama seperti Hetero Space jauh lebih produktif dan hemat ketimbang kerja di kafe. Selain nyaman, dia menambahi, suasana di co-working space juga mendukung, lengkap dengan fasilitas yang memadai.
"Selain tempat kerja, kami juga punya ruang untuk acara dan rapat. Terus, ada snack, minum, printer, wifi, playstation, serta ruang beribadah. Ada ruang privasi juga, pokoknya lengkap," tutur Dona kepada Inibaru.id. "Bahkan, Hetero Space di Solo dan Banyumas lebih 'gila' ketimbang sini!"
Dona berharap, ke depan Hetero Space bisa terus berkolaborasi dengan seluruh anak muda di Jateng. Bukan hanya demi membesarkan Semarang, Solo, atau Banyumas, tapi juga memberikan banyak kesempatan bagi siapa pun untuk berkembang bersama-sama.
"Kami dengan tangan terbuka menerima siapa pun yang ingin menjalin kolaborasi. Yang penting, main-main dulu saja ke sini, pasti kami dengan senang hati akan membantu apa yang dibutuhkan," tutup Dona.
Ruang-ruang yang adaptif merespons perubahan zaman seperti Hetero Space ini agaknya memang perlu didirikan di pelbagai wilayah. Kalau mau maju, harus maju bareng-bareng. Yuk, Millens! (Fitroh Nurikhsan/E03)