Inibaru.id – Pecinan dan batik selama ini menjadi dua hal yang paling terkenal dari Lasem, sebuah kecamatan kecil di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Kalaupun ada yang ketiga, itu adalah kopi lelet. Sementara, yopia nggak banyak dikenal, kendati telah ada di sana sejak ratusan tahun silam.
Yopia adalah kue kering berkulit tipis berisi gula Jawa. Seperti ditulis Tempo (21/7/2018), Siek Tian Nio alias Waras, generasi penerus usaha yopia, memproduksi penganan ini saban hari dibantu anak dan mantunya.
Bertempat di Dusun Karangturi, Kecamatan Lasem, yopia dibuat di dapur rumah kuno yang mungkin usianya sudah ratusan tahun. Dari sana, yopia dikirim ke Rembang dan Semarang.
Oya, Tian Nio adalah generasi ketiga pewaris usaha ini. Orang pertama yang membuat yopia adalah Siek Tik Tjoen, sang kakek. Sekilas, yopia mirip nopia khas Banyumas atau bakpia dari Yogyakarta, meski nggak bisa dibilang serupa karena kue ini lebih berongga dan besar.
Yopia. (Instagram/ndesosnack)
Dari segi bentuk, nopia mungkin bisa dibilang merupakan akulturasi kuliner Tiongkok dengan Jawa, dilihat dari kulit yang dibuat dari terigu khas Tiongkok dengan isian gula aren yang begitu identik dengan kuliner Jawa.
Konon, dulu yopia seukuran telapak tangan orang dewasa. Namun, kini kue tersebut telah dibuat lebih mini agar sesuai dengan ongkos produksi dan harga jual. Tiap bungkus kue yang tahan dua bulan meski tanpa pengawet itu dijual Rp 20 ribu, berisikan 10 yopia.
Hm, gimana, cocokkah yopia disandingkan dengan kopi lelet? Tentu saja! Sembari menyesap kopi yang pekat dan menyantap nopia nan nikmat, kamu bisa bercerita panjang lebar tentang “Tiongkok Kecil” atau batiknya yang terkenal rumit tapi begitu memesona. Mengasyikkan, bukan? (IB20/E03)