Inibaru.id – Kamu yang lahir di Solo sekitar 1980-an, yang kerap disebut sebagai kaum milenial awal, tentu mengenal es kapal. Yap, kendati sudah nggak sebanyak dulu, kuliner masa kecil ini rupanya masih eksis hingga kini.
Dodo Witosukarto adalah salah seorang penjual yang masih tersisa hingga saat ini. Seperti dituturkan GNFI, lelaki paruh baya itu mengatakan telah berjualan es kapal sejak 1972. Konon, minuman khas Solo itu sudah dijual sejak 1950-an. Hm, cukup lama ya!
Dari segi rasa, sebetulnya nggak ada yang istimewa dari es yang terbuat dari santan yang disiram sirop cokelat dan diberi es serut ini. Namun, ada dua hal yang membuatnya menarik, yakni cara menikmati dan gerobak yang dipakai untuk menjajakan minuman ini.
Sebagai pelengkap es kapal, kamu bakal mendapatkan sepotong roti tawar di atas gelas yang disajikan. Cara menikmatinya, roti dicelup ke dalam es santan, lalu dimakan. Hm, unik!
Terus, dalam menjajakan es, para penjual menggunakan gerobak berbentuk kapal. Nah, sudah tahu, kan, kenapa es santan ini disebut sebagai es kapal?
Kendati sederhana, kamu yang pernah mencicipinya dijamin bakal ketagihan es kapal. Penjual es kapal umumnya membuat sendiri sirop cokelat yang menjadi koentji minuman ini. Rasanya manis, tapi nggak berlebihan. Santannya juga nggak bikin gatal di tenggorokan.
Kalau pengin bernostalgia dengan es kapal, cobalah datang ke Jalan Bhayangkara di Kelurahan Sriwedari, Kecamatan Laweyan atau ke sekitar Stadion Sriwedari yang beralamat di Jalan Slamet Riyadi. Selamat mengenang masa kecil, Millens! (IB20/E03)