Inibaru.id – Kalau soal mi instan, Indonesia memang masih jadi rajanya di seluruh dunia. Hanya, belakangan ini masyarakat Tanah Air juga menggemari mi instan dari negara lain, khususnya dari Korea dan Jepang. Sebenarnya, apa sih perbedaan mi instan dari Indonesia dan negara-negara tersebut?
Beda Penyebutannya
Perbedaan pertama yang akan kita temukan tentu saja dari sisi penamaan. Di Indonesia, kita menyebutnya dengan mi instan, walau kebanyakan orang hanya menyebut mi atau merek dari mi instan tersebut saat membelinya di toko.
Nah, kalau di Korea, kita mengenal mi instan dengan sebutan Ramyeon. Sementara itu, namanya di Jepang sedikit mirip, yakni Ramen.
Beda Berat Bersihnya
Perbedaan kedua dari mi instan Indonesia, Korea, dan Jepang adalah pada berat per kemasan. Mi Indonesia biasanya memiliki berat 70-85 gram per kemasan. Harganya juga cukup terjangkau, yakni sekitar Rp 2.500 sampai Rp 5.000.
Hal yang berbeda berlaku pada mi Jepang yang ukurannya sekitar 85 gram atau lebih dari 100 hingga 120 gram. Harganya juga lebih mahal, yakni sekitar Rp 5.000 sampai Rp 15 ribu.
Sementara, mie Korea biasanya memiliki ukuran lebih besar, yakni sekitar 115 hingga 140 gram. Konsekuensinya, harganya juga lebih mahal dari mi instan lokal, yakni sekitar Rp 15 ribu hingga Rp 25 ribu.
Beda Tekstur dan Kekenyalannya
Mi instan dari Korea biasanya berupa mi kuah dengan varian rasa khas Korea seperti kimhci, seafood, dan lain-lain. Ada juga mi tanpa kuah seperti mi saus hitam atau mi pedas. Mi-nya biasanya lebih tebal.
Mi instan Jepang mirip dengan yang ada di Indonesia. Ada yang kuah dan ada yang goreng. Hanya, di mi Jepang, bisa jadi akan ada tambahan seperti mayones, wasabi, teriyaki, dan lain-lain. Sangat berbeda dengan bumbu mi kuah atau goreng Indonesia, bukan?
Kalau soal kehalalan, asalkan sudah tersedia di pasaran Tanah Air, biasanya sudah melalui pemeriksaan MUI, apalagi jika mi ini juga diproduksi di Indonesia. Meski begitu, jika mi ini masih impor, sebaiknya dicek dulu ya kehalalannya sebelum dikonsumsi. (Det/IB09/E03)