Inibaru.id - Gunung Merapi di Magelang adalah gunung aktif yang keberadaannya terus dipantau. Namun, di balik kengeriannya, gunung tersebut terus menyajikan keindahannya. Tak jarang para pendaki dari luar daerah sengaja datang untuk menyaksikan puncak Merapi yang acap kali berasap itu.
Namun, keterbatasan informasi terkadang dikeluhkan para pendaki. Informasi-informasi terkait kegiatan kebudayaan yang sering dilakukan masyarakat di lereng gunung itu juga seringkali terlewat akibat ketiadaan kabar sampai ke telinga mereka.
Maka, Jaringan Informasi Lingkar Merapi (Jalin Merapi) menawarkan informasi tersebut. Segala macam informasi dan data perkembangan Merapi ada di sini. Pun demikian dengan dinamika masyarakatnya.
Dilansir dari laman resmi Jalin Merapi, informasi-informasi itu didapatkan langsung dari lapangan, yang diperoleh langsung dari masyarakat setempat beserta jaringan relawan. Komunitas ini telah terbangun sejak tahun 2006.
Digagas oleh tiga radio komunitas, yakni Lintas Merapi FM dari Kemalang, Klaten, MMC FM dari Selo, Boyolali, dan K FM dari Dukun, Magelang, jaringan ini terus bertahan hingga kini. Bersama dengan sejumlah lembaga swadaya masyarakat yang menaruh perhatian pada isu di lingkar Merapi, mereka bahu-membahu melansir informasi terbaru.
Pada masa tanggap darurat Merapi di tahun 2010, Jalin Merapi pun menambah kekuatan. Dengan keterlibatan lebih banyak pihak yang bekerja bersama dalam jaringan dan pemanfaatan teknologi informasi yang lebih tepat guna, komunitas ini pun semakin besar.
Hingga tahun 2011, Jalin Merapi telah memiliki tambahan dua simpul radio komunitas, yakni di Salam, Magelang, dengan Lahara FM, dan di Cangkringan, Sleman, melalui Gema Merapi FM.
Setahun berselang kehadiran beberapa simpul radio komunitas tambahan membuat Jalin Merapi menjadi lebih luas. Simpul-simpul radio komunitas itu adalah Gema Swara FM di Srumbung, Magelang, serta dari Musuk, Boyolali, ada Gemi Nastiti FM dan Merapi FM.
Dalam penyampaiannya, Jalin Merapi menggunakan beragam media, mulai laman resmi, situs jejaring sosial Twitter dan Facebook, SMS Gateway, radio komunikasi, telepon, hingga beragam kegiatan tatap muka di lapangan. Bagi mereka, sangat penting untuk menyampaikan informasi secepat mungkin, karena ini akan mendukung proses pengambilan keputusan atau tindakan secara cepat dan tepat.
JALIN MERAPI pada periode pendiriannya sejak tahun 2006 didukung oleh beberapa organisasi, meliputi COMBINE Resource Institution, KOMPIP, Forum Rakyat Boyolali (Forabi), Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Yogyakarta, Jaringan Radio Komunitas Yogyakarta, dan Jaringan Radio Komunitas Jawa Tengah.
Dalam menjalankan “aksi”-nya, Jalin Merapi telah didukung oleh COMBINE Resource Institution, Jaringan Radio Komunitas Jawa Tengah, IDEA, Gender Working Group, Koperasi Wanita SETARA Klaten, Rumah Pelangi, Yayasan AirPutih, Forum Pengurangan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta, dan beragam lembaga serta kelompok relawan yang tersebar di lingkar Merapi. (OS/IB)