Inibaru.id – Kamu pasti sering melihat meme ayah Khong Guan setiap tahun. Realitanya, meme ini selalu ramai setiap kali menjelang atau usai hari raya Idulfitri, waktu di mana biskuit Khong Guan sering dibeli dan disajikan. Menariknya, misteri sosok ayah Khong Guan yang bertahan selama puluhan ini terpecahkan oleh orang Inggris, bukan orang Indonesia.
Seorang perempuan dari Inggris bernama Helen Day di akun Twitter @LBFlyawayhome adalah penggemar buku-buku klasik Ladybird yang digemari banyak pecinta seni di Inggris. Nah, dia lumayan keheranan dengan adanya gambar khas buku-buku Ladybird di kaleng biskuit Khong Guan nun jauh dari Indonesia.
Dia baru menyadari hal ini saat seseorang dari Indonesia yang pindah ke Inggris menanyakan pendapatnya tentang gambar kaleng biskuit ini kepadanya. Helen semakin tercengang saat tahu bahwa biskuit ini sangat populer di Indonesia namun sebagian besar orang Indonesia nggak tahu kalau gambar keluarga yang sedang menikmati teh dan biskuit tanpa sosok ayah ini berasal dari buku-buku Ladybird.
Nah, Helen bahkan sampai penasaran dengan biskuitnya sendiri. Dia sampai repot-repot membeli sekaleng penuh biskuit Khong Guan dari Indonesia. Usai mendapatkannya, Helen yakin jika gambar ini memang adaptasi dari buku Ladybird berjudul “Telling the Time” (1962) yang diilustrasikan oleh Harry Wingfield.
Jadi Meme dan Museum di Indonesia
Rasa penasaran Helen kepada biskuit Khong Guan semakin menjadi. Dia nggak menyangka jika sudah ada Museum Khong Guan di Ungaran, Kabupaten Semarang. Lewat internet, dia menemukan fakta bahwa di depan museum ada patung kaleng biskuit Khong Guan berukuran besar dan tempat foto-foto bagi para pengunjung yang bisa meniru foto keluarga tanpa ayah di kaleng tersebut.
Nah, soal meme, banyak warganet dan sejumlah media besar yang sampai menuliskan tentang misteri siapa ayah yang nggak terlihat di kalang biskuit tersebut. Meme-meme ini sampai jadi parodi dan akhirnya seperti menjadi legenda yang merakyat di Indonesia.
Pada akhirnya, Helen mengungkap dari mana asal gambar yang dipakai di kaleng Khong Guan ini. Ternyata, gambar ini dari buku anak-anak yang menunjukkan kalau keluarga yang terdiri atas ibu dan dua anak dengan pakaian merah dan putih itu sedang menikmati teh di sore hari.
Di Inggris, memang ada budaya minum teh dan dikenal sebagai afternoon tea. Kalau di buku Ladybird, afternoon tea ini berlangsung pada pukul 16.00. Saat itu, sang ayah sedang bekerja sehingga nggak bisa ikutan. Nah, di halaman berikutnya, terlihat sang ayah sudah pulang pada pukul 18.00 dan disambut kedua anaknya yang berlarian ke luar rumah.
Nggak nyangka, ya Millens, misteri ayah Khong Guan di Indonesia justru akhirnya terkuak di Inggris. (Lad/IB09/E05)